Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Aturan Pakai Baju Daerah Setiap Jumat Bisa Munculkan Kesenjangan"

Kompas.com - 12/08/2014, 05:33 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penerapan aturan keharusan pemakaian baju daerah setiap Jumat oleh pelajar SMP dan SMA di DKI Jakarta dinilai bisa memunculkan kesenjangan di antara para siswa.

"Anak-anak yang mampu bisa membeli baju yang bagus, yang tidak mampu beli baju seadanya," kata pengamat pendidikan, Dharmaningtyas, saat dihubungi, Senin (11/8/2014).

Menurut Dharmaningtyas, sekolah seharusnya cukup menerapkan aturan baju seragam bagi para siswanya. Sesuai fungsinya, kata dia, seragam dapat menyetarakan tampilan para siswa, apa pun latar belakang strata sosialnya.

"Apalagi di sekolah negeri. Kebijakan seragam aneh-aneh tidak diperlukan. Karena sekolah negeri itu mestinya tidak ada pembedaan dari segi seragamnya," imbuh Dharmaningtyas.

Para siswa di sekolah negeri atau sekolah yang dibiayai pemerintah, menurut Dharmaningtyas, seharusnya cukup pula mengenakan seragam yang sudah ditetapkan secara nasional.

Aturan nasional itu, sebut Dharmaningtyas, adalah putih merah untuk sekolah dasar, putih biru untuk sekolah menengah pertama, dan putih abu-abu untuk sekolah menengah atas.

"Kalau ada kebijakan pakai seragam macam-macam, takutnya nanti itu membebani orangtua," imbuh Dharmaningtyas. Seragam tambahan seperti baju pramuka atau batik, kata dia, tergantung kebijakan sekolah dengan diskusi melibatkan orangtua. "Dalam hal ini dinas pendidikan atau kementerian juga perlu turut campur mengatur."

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mewajibkan para pelajar di wilayahnya untuk mengenakan baju daerah Betawi setiap Jumat. Namun, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan banyak pihak salah paham dengan aturan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com