"Kalau lihat mereka, tolong difoto terus laporkan ke saya atau Depnaker. Jangan malah diekspos. Tahun lalu, kami sudah tangkap 200 anak berikut orangtuanya," kata Nur kepada Kompas.com, Jumat (29/8/2014).
Nur mengatakan, permasalahan ekonomi adalah penyebab anak-anak tersebut turun ke jalan untuk mencari nafkah, antara lain dengan mengamen di angkutan umum dan berjualan tisu. Oleh karena itu, Depnaker memberikan pelatihan kepada orang tua anak-anak tersebut untuk kemudian dipekerjakan di perusahaan garmen.
Dia menceritakan tentang seorang anak di Sindangrasa (Kecamatan Cimanggis, Depok) yang dipaksa ibunya jadi pemulung. Solusinya, kata dia, anak tersebut disuruh sekolah.
"Di sekolahnya itu, dia dijadiin direktur bank sampah. Seminggu sekali, hasil bank sampahnya bisa ia setorkan ke ibunya," tutur Nur.
Selain memberantas anak-anak yang mengamen, berdagang asongan, dan memulung, Nur juga ingin memperbanyak fasilitas anak untuk tumbuh kembang mereka.
"Memperbesar RTH (ruang terbuka hijau) dan area permainan anak-anak. Memperbanyak posyandu dan taman baca," kata Nur menyebutkan hal-hal yang perlu dibenahi dalam rangka mewujudkan kota layak anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.