Hemy, warga Cempaka Putih, saban hari menggunakan transjakarta untuk berangkat kerja. Dia berangkat dari Halte Cempaka Tengah menuju Halte Gelora Bung Karno. Jika beruntung, dia bisa menumpang bus ekspres Pulogadung-Bundaran Senayan. Namun, lebih sering dia harus transit berganti bus di Halte Harmoni.
Sebagai penumpang yang sudah dua tahun menggunakan jasa bus berjalur khusus ini, Hemy pernah sangat ketakutan manakala bus yang ditumpanginya berasap dari bagian belakang.
Sampai sekarang, Hemy cemas saat berada di bus transjakarta. Dia berharap ada jaminan kondisi bus prima sehingga keselamatan penumpang juga terjamin. Sejauh ini, transjakarta menjadi moda angkutan kota yang paling baik. ”Tidak ada pengamen atau orang yang minta-minta duit,” katanya.
Selain persoalan keandalan bus, Hemy juga berharap ada pengaturan jarak bus sehingga penumpang tidak menunggu terlalu lama. Untuk bisa naik bus Koridor II, Hemy beberapa kali menunggu hingga 1 jam. Bus yang datang kerap sangat padat. Padatnya penumpang di bus ini membuat sejumlah kejahatan seksual masih terjadi.
Dia juga mengaku belum berani menggunakan transjakarta pada malam hari. Selain didominasi penumpang pria, angkutan penyambung setelah dari transjakarta juga masih terbatas.
Hemy adalah bagian dari sekitar 350.000 penumpang transjakarta setiap harinya. Perbaikan pelayanan bus merupakan harapan ribuan penumpang bus.
David Tjahjana dari Komunitas Suara Transjakarta pun tak putus harapan. Ia dan komunitasnya tak pernah lelah meneriakkan berbagai kekurangan layanan transjakarta langsung ke Dinas Perhubungan, Unit Pelaksana Transjakarta, ataupun pada masyarakat luas.
”Butuh perbaikan dari sisi kualitas armada dan sarana prasarana lain juga dari jasa layanan. Untuk itu, kami juga meminta pihak yang berwenang mengusut tuntas penyebab kecelakaan yang melibatkan transjakarta. Jangan sekadar mencari yang kesalahan, tetapi langkah perbaikan ke depan pun perlu dibeberkan dan bebas dikritisi masyarakat,” kata David.
Keselamatan penumpang
Selain kenyamanan yang masih kurang, keselamatan penumpang sering terancam karena telah berkali-kali bus transjakarta mengalami masalah seperti kebakaran. Terakhir, satu bus transjakarta terbakar habis di depan Halte Kampus Al-Azhar, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (28/8) lalu.
Untuk mencegah agar peristiwa tersebut tidak lagi berulang, Polda Metro Jaya mengusut tuntas untuk mengetahui penyebab kebakaran itu. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, pada peristiwa-peristiwa kebakaran bus transjakarta sebelumnya, pihaknya menyerahkan pemeriksaan penyebab kebakaran itu kepada pengelola transjakarta.
”Kebakaran terus berulang. Untuk itu, perlu dilakukan pemeriksaan serius. Perlu ditemukan penyebab kebakaran apa, supaya tidak terjadi lagi. Secara umum, kalau ada produk yang kurang bagus di lapangan, sampai ditemukan penyebabnya baru boleh operasional kembali,” ujarnya.
Menurut Rikwanto, terkait pengusutan kebakaran terakhir, Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri tengah melakukan memeriksa sisa badan bus Transjakarta Express B 7370 IV yang terbakar itu.
Batal dioperasikan