Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Pikir Anak Saya Kenapa..."

Kompas.com - 10/10/2014, 18:07 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Isak tangis dan uraian air mata tak lagi bisa dibendung Mariyati, saat mengetahui bahwa anak pertamanya, Putra Perdana Hermawan (12), meninggal dunia. Putra jatuh dari jendela kelas di lantai 4 di sekolahnya.

"Saya pikir anak saya kenapa, jatuh biasa di sekolah waktu lagi lari tersandung atau apa," tutur ayah Putra, Deddy Hermawan, terbata, saat dijumpai di RS Siaga, Jakarta Selatan, Jumat (10/10/2014).

"Saya pikir cuma lecet atau paling parah kakinya patah, saya enggak pikir kalau Putra jatuh sampai parah begitu dan meninggal," lanjut Deddy.

Deddy mengatakan, kabar soal anaknya itu disampaikan pihak sekolah ke telepon genggam istrinya. "Istri saya dapat SMS dari pihak sekolah, tetapi saya tidak langsung percaya soalnya takut penipuan," kata dia.

Untuk mengecek kebenaran informasi itu, Deddy pun menghubungi wali kelas Putra. Dari wali kelas ini, kabar yang didapat ternyata sama dengan pesan lewat telepon genggam itu.

Tanpa pikir panjang, Deddy dan Mariyati langsung berangkat ke rumah sakit. Begitu melihat kondisi Putra, Mariyati pun terguncang. Deddy menyebut, istrinya sempat jatuh pingsan.

"Dia berkali-kali shock dan tidak kuat ada di dalam ruangan (rumah sakit). Bapaknya Putra minta ibunya tunggu di luar sebentar," imbuh guru Olahraga Putra, Anggodo, saat dijumpai di SMP 163, Jakarta Selatan, Jumat. Dia adalah guru yang mengantarkan Putra ke rumah sakit.

Luka di tempurung

Begitu melihat anaknya terbaring di rumah sakit dengan penuh luka dan dibantu alat pernapasan, Deddy  mengaku sudah tahu bahwa ia akan kehilangan putra pertamanya itu. "Saya bilang, sudah tipislah harapannya (hidup)," aku dia.

Akibat jatuh dari lantai empat, Putra mengalami luka parah di tempurung kepalanya. Benturan keras itu langsung mengenai jaringan otaknya.

Selain parahnya luka, Deddy mengutip keterangan para dokter di rumah sakit bahwa Putra juga kehabisan darah. Satu jam dirawat, Putra pun mengembuskan napas terakhir pada pukul 11.30 WIB. "Mungkin jalannya memang sudah begitu...," rapal Deddy lirih.

Sebelumnya diberitakan, Putra terjatuh dari lantai empat sekolahnya, diduga karena ketakutan setelah mendapat kabar razia telepon genggam. Polisi masih menyelidiki insiden ini.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com