Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Kan Cari Duit, Situ Enak Makan Gaji Doang"

Kompas.com - 14/10/2014, 16:40 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rachmat (50) terlihat gelisah menunggu penumpang di depan Pasar Blok A Tanah Abang, Selasa (14/10/2014). Lima menit sudah berlalu, tetapi tidak satu penumpang pun yang naik mobil angkot M-10 jurusan Tanah Abang-Jembatan Lima miliknya itu.

Mobil angkot Rachmat berada di barisan paling depan, dekat pintu keluar Blok A. Di belakang Rachmat ada puluhan angkot yang trayeknya juga melewati Tanah Abang, yaitu 08 jurusan Tanah Abang-Kota.

Seperti diketahui, salah satu penyebab kemacetan di Tanah Abang adalah antrean mobil angkot yang mengetem dari depan Blok A sampai menuju belokan ke Blok B, hingga ke Blok F. Pun kemacetan pernah terjadi sampai di Stasiun Tanah Abang.

Angkot memenuhi dua dari tiga lajur di jalan tersebut yang menyebabkan arus lalu lintas terhambat karena ruang jalan yang semakin sempit. Hal tersebut makin parah terjadi dari siang sampai sore hari.

Selain angkot, ada juga Kopaja 502 Tanah Abang-Kampung Melayu, bus APTB ke Bogor dan Bekasi, bus Mayasari, dan angkutan lainnya.

Tidak beberapa lama, seorang sopir bajaj berteriak dari belakang menyebut-nyebut nama petugas. "Dishub, Dishub!" dia berseru.

Ternyata temannya, seorang sopir bajaj, sedang ditindak petugas karena ngetem sembarangan. Bajajnya pun disita petugas.

Setelahnya, petugas melihat antrean angkot yang ngetem lalu menghampiri Rachmat dan menegur dia. "Majuin, Pak," perintah petugas Dishub itu.

Namun, Rachmat tidak mengindahkannya, sampai petugas itu kembali menegurnya dan menyuruhnya memajukan mobilnya agar angkot-angkot lain bisa berbelok dan maju. Rachmat baru bereaksi setelah teguran ketiga. Itu pun dengan muka murung.

"Saya kan cari duit, Pak. Kalau situ enak, makan gaji doang," kata Rachmat dengan nada kesal. Ia juga tetap menolak menggerakkan mobil angkotnya.

Tanpa memedulikan penolakan Rachmat, petugas tetap menyuruhnya menjalankan angkot itu. Mau tidak mau Rachmat pun mengemudikan kendaraan dan keluar dari Blok A tanpa satu pun penumpang di dalamnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Jaksel Diminta Tindak Tegas Dua Restoran di Melawai yang Dianggap Sebabkan Kegaduhan

Pemkot Jaksel Diminta Tindak Tegas Dua Restoran di Melawai yang Dianggap Sebabkan Kegaduhan

Megapolitan
Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan di Sejumlah Jalan Jaksel Imbas Pembangunan Drainase

Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan di Sejumlah Jalan Jaksel Imbas Pembangunan Drainase

Megapolitan
Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Megapolitan
Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Megapolitan
Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Megapolitan
Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Megapolitan
PPDB 'Online' Diklaim Efektif Cegah Adanya 'Siswa Titipan'

PPDB "Online" Diklaim Efektif Cegah Adanya "Siswa Titipan"

Megapolitan
Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Identifikasi Provokator Pembakar Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Polisi Identifikasi Provokator Pembakar Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Megapolitan
Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Megapolitan
Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Megapolitan
Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Megapolitan
Aksi Teatrikal Demo Tolak Tapera Aliansi BEM Bogor, Tampilkan Karikatur Jokowi dan Tabur Bunga

Aksi Teatrikal Demo Tolak Tapera Aliansi BEM Bogor, Tampilkan Karikatur Jokowi dan Tabur Bunga

Megapolitan
Aksi Dina Ukur Jarak Rumah ke SMA Depok Pakai Meteran, Terpaut 120 Meter tapi Anaknya Tak Lolos PPDB

Aksi Dina Ukur Jarak Rumah ke SMA Depok Pakai Meteran, Terpaut 120 Meter tapi Anaknya Tak Lolos PPDB

Megapolitan
PPDB Jalur Zonasi, Ketua Posko Wilayah 2 Jaksel: Calon Siswa Minimal Harus Tinggal 1 Tahun

PPDB Jalur Zonasi, Ketua Posko Wilayah 2 Jaksel: Calon Siswa Minimal Harus Tinggal 1 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com