Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Khawatir Ahok Tiru Cara Sutiyoso soal Penertiban

Kompas.com - 21/11/2014, 14:59 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penertiban pedagang kaki lima (PKL) di jalanan Jakarta berbeda setiap masa kepemimpinan Ibu Kota. Hal itu terlihat dari cara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dalam menangani PKL.

Pandangan tersebut disampaikan PKL di Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, yang ditemui Jumat (21/11/2014) siang.

Mereka menyebut cara aparat pemerintahan kini tak seperti pada era Gubernur DKI Sutiyoso. Jefri (32), PKL jas hujan di kawasan Matraman, mengaku pada masa Gubernur DKI Sutiyoso, pedagang jalanan seolah tiada ampun bagi pemerintah.

"Kita jualan di jalanan, terus datang Satpol PP. Kita (PKL) semua kabur, tetapi tetap dikejar dan langsung diambil barangnya, dibawa," kata Jefri.

Selama 10 tahun berjualan di kawasan itu, dia sudah mengalami segala bentuk penertiban yang digalakkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, masa Sutiyoso-lah yang dianggap Jefri lebih tegas, tanpa toleransi.

Kata Jefri, kondisi itu berbeda dengan pemerintahan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama. Jokowi-Basuki dinilai masih memiliki rasa iba terhadap PKL. "Kalau sekarang, kami lihat dari jauh ada mobil Pol PP mau ke arah pedagang, kita kabur enggak dikejar," ujar Jefri.

"Benar tuh. Mending kalau ada Pol PP langsung kabur. Itu mereka enggak mengejar," kata Darmo pedagang lain. [Baca: Ketika Ahok Bikin Gelagapan PKL]

"Iya, kalau kami tetap di situ, bandel begitu pasti diangkut barangnya," ucap Eko, pedagang helm.

Sekarang ini, menurut Jefri, Satpol PP yang mengetahui ada PKL dan berusaha menertibkan kawasan itu justru membiarkan pedagang yang telanjur kabur. Jefri menilai hal tersebut lebih manusiawi dibandingkan PKL kabur lalu dikejar petugas.

Terlebih, tambah dia, petugas tak henti mengejar dan mengangkut barang pedagang. Meski begitu, bukan berarti pada masa pemerintahan Gubernur DKI Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama ini Jefri tidak kelimpungan.

Sebab, Jefri menganggap Basuki sebagai orang paling berperan dalam menertibkan Jakarta. "Kalau nanti tertibkannya kayak zaman Sutiyoso, ya, pasrah aja," ucap dia.

Bagi Jefri, sudah menjadi risiko pribadi bila pemerintah yang mempunyai andil atas wilayah bertindak keras pada pedagang jalanan. Ia sendiri mengaku tak memiliki tempat selain di pinggir trotoar Jalan Matraman Raya itu.

Saat ditanya, apabila pemerintah menyediakan tempat menampung berjualan, Jefri langsung menganggukkan kepala. Namun, Jefri tetap bersikukuh berjualan di pinggir jalan karena mendapatkan pundi-pundi lebih besar ketimbang menunggu kios dengan persaingan barang dagangan sejenis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com