Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyimak Media Massa, Mereka Belajar Cara Mencuri

Kompas.com - 09/12/2014, 14:30 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Terinspirasi berita kriminal di televisi, ST (41) belajar teknik mencuri dari dalam bagasi taksi. Ia beberapa kali latihan karena aktor yang bertugas merampas barang penumpang taksi tidak betah berada di dalam bagasi mobil. Beberapa kali bagasi itu dimodifikasi sehingga akhirnya si peran pembantu merasa nyaman.

”ST sempat pra-latihan dengan ESY (31) yang bertugas berada dalam bagasi. Latihan harus diulang-ulang karena ESY tidak kuat berada di dalam bagasi. Model bagasi dibongkar beberapa kali,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Heru Pranoto, di Jakarta, Senin (8/12/2014).

ST bersama komplotannya, ESY, AS (22), dan J, melancarkan aksinya empat kali. Aksi itu dilakukan pada 26 November, 28 November, serta 1 Desember lalu di Kuningan dan SBCD, Jakarta Selatan. Tim khusus yang diketuai Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan berhasil membekuk tiga tersangka pada Minggu.

”ST yang merupakan otak pencurian ditangkap pada saat mengemudikan taksi berwarna biru di Bintaro, Tangerang Selatan,” ujar AKBP Herry.

Menurut pengakuan ST, dirinya mencuri karena belitan ekonomi keluarga. Anaknya baru saja pindah dari Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, ke Jakarta. Ia juga memiliki utang bibit padi di kampungnya.

”Anak saya baru pindah dari kampung ke Jakarta. Saya butuh biaya masuk sekolah Rp 1,3 juta,” aku ST.

ST melancarkan aksinya dalam sebuah taksi curian berwarna putih. Sebelum berencana mencuri, ST berpikir menjual taksi yang dicuri di kawasan Karet Kuningan tersebut. Namun, taksi tak kunjung terjual.

ST yang bertindak sebagai sopir menggunakan kode dua kali rem berturut-turut untuk memberi isyarat kepada ESY yang berada di dalam bagasi. ESY yang ditangkap di Harmoni, Jakarta Pusat, beraksi sebanyak tiga kali. Pada aksi terakhirnya, peran ESY digantikan oleh AS. Adapun J, yang saat ini masih menjadi buronan, bertindak sebagai penadah barang curian.

Sasaran utama yang dirampas adalah kartu ATM. Korban dipaksa menarik uangnya. Uang yang diperoleh di antaranya senilai Rp 4 juta, Rp 900.000, Rp 900.000, dan Rp 9.200.000. Uniknya, ST selalu menyisihkan Rp 100.000 untuk korban. Ia juga mengambil barang-barang lain, seperti laptop, telepon seluler, dan perhiasan.

Saat digunakan untuk mencuri, nomor lambung taksi diganti beberapa kali. Hal itu untuk memuluskan aksi saat merampas barang dari tiga korban yang semuanya perempuan. Saat beraksi, komplotan ST juga melakukan kekerasan kepada korban. Senjata api mainan yang berbentuk revolver melengkapi aksi kriminal komplotan ini.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, polisi masih mengembangkan kasus ini dan memburu satu pelaku lain. Akibat perbuatannya, komplotan ST dijerat Pasal 365 KUHP tentang Pencurian yang Disertai Kekerasan.

Wakil Kepala Polres Metro Jakbar Ajun Komisaris Besar Bachtiar Ujang Purnama mengatakan, pihaknya masih mencari cara melakukan Operasi Cipta Kondisi khusus taksi agar tidak mengganggu kenyamanan penumpang.

Adapun Kasatwil Lantas Polres Metro Jakbar Ajun Komisaris Besar Ipung Purnama mengatakan, Operasi Zebra Jaya yang dilakukan jajarannya sejak 26 November sampai kemarin telah menindak 185 pengemudi taksi. Namun, ini tidak ada hubungannya dengan kasus perampokan dalam taksi. Penindakan kasus seperti ini dilakukan dalam Operasi Cipta Kondisi, bukan dalam Operasi Zebra. (WIN/DEA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com