Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wagub Djarot: Jadi PNS Jangan "Klemak-Klemek"

Kompas.com - 08/01/2015, 10:55 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menekankan fokus pemerintah provinsi (Pemprov) DKI untuk menerapkan birokrasi yang sederhana namun efektif, salah satunya dengan cara penggunaan e-catalog. Dia pun mengkritik kondisi birokrasi saat ini yang masih sering berbelit-belit.

"Birokrasi kita suka untuk membuat struktur. Semakin banyak struktur, semakin banyak anak buah, semakin bangga rasanya," tutur Djarot dalam kunjungannya ke kantor administrasi Wali Kota Jakarta Barat, Kamis (8/1/2015) pagi.

Djarot menyebutkan, paradigma umum menjadi seorang pejabat, dan juga yang sering terjadi, adalah lebih suka dilayani. Dilayani dengan arti dimanjakan oleh bawahan-bawahannya.

Hal tersebut, ujar Djarot, merupakan pandangan yang keliru. Justru, pejabat-pejabat di DKI, tidak boleh menjadi pejabat yang manja dan ingin enaknya sendiri. "Pejabat berkaitan dengan fasilitas yang banyak dan dapat privilege. Saya sampaikan, saya mau PNS di DKI ini tidak klemak-klemek (tidak gesit). Gaji kan sudah cukup, kurang apa lagi? Tinggal kerja benar, nanti pas evaluasi per tiga bulan tidak perlu khawatir," tambah dia.

Mantan Wali Kota Blitar itu berkeinginan agar DKI Jakarta mempunyai alur pemerintahan yang miskin struktur, tetapi kaya fungsi. Jika ada tugas yang sebenarnya bisa dikerjakan satu orang saja, maka tidak perlu ada asisten atau pembantu-pembantu lainnya, kecuali memang kalau diperlukan.

Terkait evaluasi per tiga bulan, Djarot ingin seluruh pegawai negeri sipil (PNS) tidak merasa malas-malasan, sebaliknya harus merasa terpacu. Dia juga menyampaikan supaya PNS tidak berpikiran buruk tentang evaluasi berjangka tersebut yang nantinya bisa berpengaruh pada turunnya kinerja.

"Jangan karena pikir tiap tiga bulan bisa dipindah lagi jadi malas-malasan. Bukan seperti itu," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com