Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Ahok Bakal Izinkan Kendaraan Pribadi Melintas di Jalur Transjakarta

Kompas.com - 31/01/2015, 16:42 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mewacanakan kendaraan pribadi boleh melintas di jalur transjakarta. Basuki pun memiliki pengalaman pribadi yang membuatnya berencana untuk merealisasikan idenya ini. 

"Teman saya kurang ajar sekali, dia ngaku sepuluh kali terobos jalur transjakarta, cuma sekali ketangkap dan kena denda, berarti dia untung sembilan kali. Coba berapa ribu mobil yang sekarang masuk jalur transjakarta dan enggak ketangkap bayar denda? Ribuan (mobil), kan kurang ajar," kata Basuki, di Candi Bentar, Ancol Jakarta Utara, Sabtu (31/1/2015). 

Oleh karena itu, ia berencana untuk memasang gate (portal) otomatis di sana. Gate itu dapat mendeteksi apakah bus transjakarta atau kendaraan pribadi yang melintas. Kata Basuki, gate itu akan menyala ketika transjakarta yang melintas dan bebas biaya.

Sementara jika kendaraan pribadi yang melintas, maka pengguna kendaraan pribadi akan dikenakan denda otomatis dari alat on board unit (OBU) yang terpasang di mobil. Menurut dia, rencananya ini persis dengan sistem jalan berbayar (ERP).

"Kalau di jalur ERP, tarif Rp 23.000-25.000 tapi kendaran perjam jumlahnya masih 1.500 mobil, ya kami naikkan tarifnya jadi Rp 30.000. Jadi intinya kebijakan ini tuh buat membatasi mobil dan duit yang terkumpul di PAD (pendapatan asli daerah) kan buat subsidi silang juga," kata Basuki.

Sekedar informasi sebelumnya Basuki mewacanakan kendaraan pribadi orang kaya atau berpenghasilan tinggi bisa menggunakan jalur transjakarta. Ide tersebut muncul setelah teman Basuki memarahi dirinya karena telah membayar pajak kendaraan pribadi dengan tinggi.

"Teman saya marah begini, 'Jadi begini Hok (Basuki), kamu itu kurang ajar. Saya bayar pajak STNK mobil Lexus Rp 28 juta, kenapa saya tidak bisa menggunakan jalur transjakarta. Saya punya duit kamu apa'," kata Basuki.

Kendati demikian, lanjut dia, penerapan wacana ini tentunya diiringi dengan kompensasi yang sebanding. Menurut dia, apabila merealisasikan keinginan temannya hanya memunculkan kesenjangan sosial di antara warga Jakarta.

Namun, ia berpikir jarak tempuh antar bus transjakarta masih membutuhkan waktu tiga hingga lima menit. Sehingga masih ada celah kendaraan pribadi untuk melintas di jalur transjakarta. Rencananya, retribusi dari para pengguna kendaraan pribadi ini akan dialihkan kepada subsidi transportasi massal lainnya. Seperti pengadaan unit bus transjakarta, bus tingkat gratis, dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com