Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Anggaran UPS untuk Satu Sekolah Rp 6 Miliar Enggak Make Sense"

Kompas.com - 27/02/2015, 17:51 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Technical Support IT Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Antonius Gunawan mengaku heran dengan anggaran uninterruptible power supply (UPS) yang diusulkan DPRD pada APBD DKI 2015 untuk satu sekolah sebesar Rp 6 miliar.

Sebab, anggaran tersebut melebihi pembelian UPS di level kampus atau perguruan tinggi. "Saya ragukan harganya sampai segitu. Khusus UPS jujur saya ragu. Enggak make sense juga (harga Rp 6 miliar)," kata Antonius kepada Kompas.com, Jumat (27/2/2015).

Antonius menjelaskan bahwa pemakaian UPS dibagi menjadi dua macam, yakni satu UPS kecil di tiap-tiap komputer, dan satu UPS berkapasitas besar yang bisa memenuhi kebutuhan banyak komputer. [Baca: Ini Usulan Anggaran Siluman DPRD DKI ke Dinas Pendidikan yang Diungkap Ahok]

Pemakaian UPS di UMN kebanyakan menggunakan satu UPS per komputer alias single UPS. Untuk single UPS, harga per unit yang umum digunakan untuk rumahan atau instansi berkisar dari Rp 500.000 sampai Rp 700.000.

Single UPS dengan harga seperti itu pun dianggap Antonius sudah cukup baik dan bisa memenuhi kebutuhan pemakaian komputer di bangku perkuliahan. Kemampuan UPS dengan harga itu juga bisa menahan komputer untuk tidak mati mendadak sekitar 5 menit.

"Kalau amit-amitnya listrik mati, masih ada waktu banyak untuk save dokumen dan mematikan seperti biasa. Itu sudah cukup," kata dia.

Antonius juga menyebutkan, seharusnya dalam anggaran tersebut dirinci lagi apa kegunaan untuk sekolah yang dituju. Jika UPS yang dicari adalah single UPS, maka harganya dikatakan dia tidak mungkin mencapai Rp 6 miliar.

Dia membandingkan jumlah komputer sekolah dengan komputer yang digunakan di kampus. "Saya enggak ada teman sekolah, tetapi setahu saya, jumlah lab komputer memang lebih banyak di kampus. Di sini satu lab saja ada 41 komputer, jika ditotal semua untuk pengadaan setahun, enggak bakalan sampai Rp 6 miliar," kata Antonius.

Akan tetapi bisa jadi UPS yang dipesan adalah UPS berkapasitas besar yang biasanya digunakan untuk keperluan gedung. Jika UPS yang dipesan adalah yang itu, maka kemungkinan harganya bisa mencapai miliaran rupiah.

Tetapi sekali lagi, Antonius mengaku belum pernah menemukan anggaran UPS untuk sekolah sebesar itu. "Wah kalau Rp 6 miliar sih melebihi anggaran kita ya he-he-he," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com