Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekda DKI: Mereka Minta "Print Out", Kita Sih Nurut Aja

Kompas.com - 17/03/2015, 17:04 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, jajaran tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) akan tetap hadir pada rapat pembahasan bersama terkait evaluasi Kemendagri terhadap RAPBD 2015, di Gedung DPRD DKI, Rabu (18/3/2015) besok. Menurut Saefullah, pada rapat besok jajarannya juga akan membawa salinan dokumen (print out) RAPBD 2015 versi Pemprov DKI. Hal itu sesuai dengan permintaan Badan Anggaran DPRD.

"Mereka minta print out, kita sih nurut aja. Mungkin besok sudah siap," kata dia, di Balai Kota, Selasa (16/3/2015).

Saefullah mengaku tak menyimpan curiga dengan sikap Badan Anggaran DPRD yang memutuskan menunda rapat hanya karena tidak adanya print out dokumen RAPBD 2015 versi Pemprov. Ia lebih memilih berpikir berpositif terhadap para wakil rakyat itu.

Namun demikian, Saefullah mengakui penundan rapat hanya karena tidak adanya print out dokumen tidak seharusnya terjadi. Karena, kata dia, Pemprov telah menyerahkan file RAPBD 2015 versi Pemprov sejak beberapa hari yang lalu.

"Datanya udah kita kasih. Harusnya kan bisa nge-print sendiri," ujar mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu. (Baca: Sekda DKI: Kami Sebenarnya Sudah Siap...)

Seperti diberitakan, rapat pembahasan bersama evaluasi Kemendagri terhadap RAPBD DKI 2015 ditunda. Penundaan rapat karena pihak TAPD tidak menyiapkan print out RAPBD DKI 2015 versi Pemprov.

"Kita tunda saja ya, Bapak-Ibu. Rapatnya mungkin bisa dilanjutkan besok ya, tunggu print out dari Pak Sekda ya, bisa kan, Pak?" tanya Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi, beberapa menit setelah memulai rapat. Mendengar hal tersebut, Saefullah beserta jajarannya hanya mengangguk dan terdiam. Rapat pun ditunda hingga besok. Namun, Pras belum memastikan jadwal pasti dimulainya rapat. (Baca: Gara-gara "Print Out", Rapat Pembahasan APBD DKI 2015 Ditunda)

Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak habis pikir mengapa DPRD DKI tidak memiliki dokumen print out RAPBD 2015. Padahal, lanjut dia, sebagian warga Jakarta sudah memiliki print out dokumen itu. File RAPBD diunggah khusus untuk membandingkan antara RAPBD DKI dengan RAPBD versi DPRD DKI di www.kawalapbd.org. Basuki juga sudah mengunggah dua dokumen RAPBD itu di website pribadinya, di www.ahok.org.

"Astaga, mereka kasihan banget sih tidak dikasih. Seluruh dunia juga bisa tahu kok, sudah dibuka kok dokumen kami," kata dia. (Baca: Ahok: Astaga, Kasihan Banget DPRD Tidak Punya "Print Out" RAPBD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com