Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Desak Adanya Fasilitas Bermain Anak

Kompas.com - 28/03/2015, 21:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Warga di RT 007 RW 016, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, mendesak dibangunnya fasilitas bermain bagi anak-anak di sekitar lingkungan mereka. Kasus kematian tiga anak karena terkunci saat bermain dalam mobil rongsokan di wilayah tersebut membuat warga trauma.

"Warga sudah lama meminta adanya fasilitas bermain, tetapi tidak pernah ditanggapi serius. Sejak kematian tiga orang anak saat bermain, warga jadi takut kalau anak-anak bermain di sekitar sini," ujar Nuryanti, warga RT 007 RW 016, Pejagalan, Sabtu (28/3).

Tahun lalu, kata Nuryanti, sebenarnya ada wahana bermain, berupa perosotan dan ayunan, didatangkan pemerintah. Namun, fasilitas itu tidak dipasang, tetapi dibiarkan teronggok di pinggir jalan hingga rusak dan alat permainan itu diangkut kembali.

Sehari sebelumnya, Jumat, tiga anak meninggal saat bermain di sekitar rumah mereka. Ketiganya terjebak di dalam mobil rongsokan selama tiga jam sehingga kehabisan oksigen untuk bernapas, mengalami dehidrasi, dan kepanasan.

Ketiga anak itu adalah Hana (4), Rani Safitri (5), dan Naipah (5). Mereka bertiga teman bermain yang tempat tinggalnya saling berdekatan.

Setelah divisum pada Jumat malam, ketiga anak itu langsung dibawa pulang keluarga masing-masing. Hana dimakamkan pada malam hari, sementara Rani dan Naipah baru dimakamkan pada Sabtu siang ini.

Tak punya lahan

Sementara itu Lurah Pejagalan Alamsyah menyampaikan, pihaknya akan mengusahakan fasilitas bermain di lingkungan tersebut. Apalagi, jumlah taman dan fasilitas bermain sangat kurang di tengah lingkungan yang padat.

"Yang jadi masalah karena lapangan yang ada di dekat lokasi kejadian bukan tanah milik pemerintah. Makanya, saya menduga, pada tahun lalu itu, fasilitas bermain tidak bisa terpasang karena khawatir akan bermasalah nantinya," kata Alamsyah yang baru beberapa saat menjadi lurah daerah itu.

Di lingkungan Kelurahan Pejagalan, terdapat 18 RW. Namun, hanya terdapat sekitar tujuh taman di lingkungan warga yang sangat padat ini.

Oleh karena itu, kata Alamsyah, pihaknya terus menginventarisasi lokasi yang bisa diubah fungsinya menjadi taman atau ruang bermain. Selain itu, juga mendata taman yang fasilitasnya kurang atau terbengkalai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com