Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Polisi Ingin Ubah Citra...

Kompas.com - 01/04/2015, 15:08 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Dengan banyaknya komentar negatif soal polisi, baik di media sosial maupun di pemberitaan, citra kepolisian harus diakui sudah tidak terlalu baik di mata masyarakat. Hal ini disadari oleh kepolisian sehingga mereka perlahan ingin mengubah citra.

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Unggung Cahyono mengatakan, pola interaksi antara polisi dan masyarakat akan dibuat lebih persuasif dan humanis. Salah satunya dengan Operasi Simpatik Jaya yang dilaksanakan mulai 1 hingga 21 April 2015. Operasi ini mengedepankan interaksi yang persuasif. Polisi, kata Unggung, tidak akan menilang pelanggar.

"Jadi, untuk penilangan tidak ada. Manakala ada masyarakat yang melakukan pelanggaran, maka lebih banyak kami lakukan teguran," ujar Unggung di Mapolda Metro Jaya, Rabu (1/4/2015).

Perubahan pola tersebut juga terletak pada adanya evaluasi yang akan dilakukan secara harian. Dengan demikian, kesalahan saat petugas memberikan teguran akan diketahui, dan selanjutnya akan diperbaiki.

Unggung menjelaskan, pola petugas polisi lalu lintas diubah menjadi apel pukul 05.30 WIB dengan diarahkan oleh perwira, lalu penertiban pagi sampai siang selama lima jam, dan siang sampai malam, juga selama lima jam.

"Selanjutnya, setiap selesai tugas, kami evaluasi. Ini yang sebelumnya tidak kami lakukan, termasuk kami evaluasi mana anggota yang melakukan peneguran, mana yang menilang," tutur Unggung.

Ia berharap, pendekatan persuasif tidak akan lagi menyebabkan kejadian yang menghebohkan, seperti ketika polisi marah-marah di transjakarta beberapa waktu lalu. Maka dari itu, pengontrolan kinerja setiap anggota akan dilakukan melalui evaluasi harian.

"Jadi, untuk mengecek tiap-tiap anggota, kami ubah image, tidak seperti kemarin. Maka dari itu, kami lakukan evaluasi setiap selesai melaksanakan tugas," kata Unggung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com