"Ah payaaah. Masa nangis," ledek salah satu anak yang langsung disambut gelak tawa tiga anak lainnya. Wajar, bangunan yang kini rata dan tak berbentuk lagi merupakan rumah mereka dulunya.
Saat ditanya di mana rumahnya, salah seorang anak perempuan langsung menunjuk bangunan yang tepat berada di bawah alat berat. "Tuh yang dibenyekin," kata Widya sambil menunjuk rumahnya.
Bocah yang duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar ini menceritakan permainan yang kerap kali ia lakukan dengan teman-temannya tepat di depan gudang samping rumahnya.
"Kita sering main di situ (depan gudang) tuh. Paling main karet kalau enggak petak umpet," kata anak perempuan yang masih pakai seragam sekolah ini.
Tak banyak tempat yang biasa ia sambangi untuk bermain saat permukiman liar di sana masih berdiri. Widya mengaku untuk sekadar ngobrol-ngobrol, dia dan teman lainnya biasanya duduk di atas mobol pikap yang berada dekat rumahnya.
"Ngobrol-ngobrolnya kita di atas mobil. Enak bang, adem di sana," kat Widya yang sudah tiga tahun tinggal di daerah tersebut.
Sama dengan Widya, Yuyun (11), anak perempuan lainnya yang baru satu tahun tinggal di kolong tol bersama orangtuanya, mengaku sedih melihat rumahnya dibongkar. Apalagi dia harus berpindah ke tempat lainnya.
"Rumahnya diobrak-abrik. Saya enggak mau pindah ke tempat lain, teman mainnya enggak ada," kata Yuyun seraya meminta persetujuan dengan teman-teman lainnya.
Biasanya, kata Yuyun, ia bersama teman lainnya bermain saat malam hari. Sebab, saat malam suasananya cukup nyaman dan adem. "Kalau main enakan malam. Kalau siang sih panas," kata Yuyun.
Widya dan Yuyun adalah cerminan anak kolong tol yang menghadapi dilema. Saat ruang permainan semakin sempit dan rawan, mereka terpaksa harus senang dengan keadaan.
Kini, mereka harus merelakan rumah sekaligus 'tempat' bermainnya digusur. Total, sebanyak 250 dari 450 bangunan liar diratakan oleh tanah.
Nantinya, tanah yang sepanjang 5 kilometer dan lebar 3 kilometer oleh Pemerintah Kota Jakarta Utara akan dipagari dan dibangun taman bermain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.