Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancang-ancang Mantan Ketua Panwaslu DKI Menjadi Gubernur

Kompas.com - 04/04/2015, 12:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Ramdansyah mengaku serius bakal mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 dari jalur independen. Meski pemilihan masih dua tahun lagi, dia mengaku sudah mengambil ancang-ancang.

Jika terpilih menjadi Gubernur DKI, Ramdansyah ingin mengembalikan kebudayaan Betawi yang dipandang tinggi oleh dunia. 

"Tagline yang saya mau pakai adalah 'Kembali ke Betawi' sebagai sebuah kebudayaan yang memiliki pondasi sosial, politik, budaya, ekonomi, kekerabatan yang tinggi. Sehingga Betawi dapat bertahan hingga hari ini," kata Ramdansyah, Sabtu (4/4/2015). 

Tagline 'Kembali ke Betawi', kata dia, berarti menghargai semua perbedaan dan perdebatan demi kesejahteraan warga Jakarta. [Baca: Klaim Dapat Dukungan Rhoma Irama, Ramdansyah Berniat "Nyalon" Jadi Gubernur DKI]

Memiliki latar belakang sebagai peneliti di Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI), Pusat Kajian Politik UI, dan di Pusat Kajian Betawi Universitas Islam As-Syafiiyah, Ramdansyah mengaku mengetahui permasalahan yang ada di Jakarta.

Mantan sekretaris tim sukses Rhoma Irama for presiden RI itu mengklaim memiliki informasi yang valid dan reliabel soal permaslaahan jakarta berdasarkan hasil riset yang dilakukan.

"Contohnya, masalah banjir dan macet di Jakarta dapat ditelaah berdasarkan kajian akademis. Bukan karena kepentingan sesaat atau open legal policy yang akan dibuat eksekutif dan legislatif berdasarkan kajian akademis dan bukan karena kepentingan politik semata," kata Ramdansyah. 

Untuk dapat mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI di Pilkada DKI 2017, calon independen harus mengumpulkan 7,5 persen dari jumlah penduduk. Artinya, jika jumlah penduduk Jakarta diasumsikan berjumlah 10 juta penduduk, maka calon independen harus bisa mengumpulkan 750 ribu KTP DKI.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI selanjutnya harus melakukan verifikasi data KTP-KTP yang diajukan tersebut. Di sisi lain, Ramdansyah mengaku sudah mendapat dukungan dari Raja Dangdut, Rhoma Irama.

Modal dukungan KTP lainnya juga telah didapatkannya saat ia maju mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tahun 2014 lalu. Bahkan, ia mengklaim, dukungan KTP yang disampaikan ke KPU DKI saat itu, dua kali lebih banyak dari persyaratan yang ditentukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com