Jika terpilih menjadi Gubernur DKI, Ramdansyah ingin mengembalikan kebudayaan Betawi yang dipandang tinggi oleh dunia.
"Tagline yang saya mau pakai adalah 'Kembali ke Betawi' sebagai sebuah kebudayaan yang memiliki pondasi sosial, politik, budaya, ekonomi, kekerabatan yang tinggi. Sehingga Betawi dapat bertahan hingga hari ini," kata Ramdansyah, Sabtu (4/4/2015).
Tagline 'Kembali ke Betawi', kata dia, berarti menghargai semua perbedaan dan perdebatan demi kesejahteraan warga Jakarta. [Baca: Klaim Dapat Dukungan Rhoma Irama, Ramdansyah Berniat "Nyalon" Jadi Gubernur DKI]
Memiliki latar belakang sebagai peneliti di Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI), Pusat Kajian Politik UI, dan di Pusat Kajian Betawi Universitas Islam As-Syafiiyah, Ramdansyah mengaku mengetahui permasalahan yang ada di Jakarta.
Mantan sekretaris tim sukses Rhoma Irama for presiden RI itu mengklaim memiliki informasi yang valid dan reliabel soal permaslaahan jakarta berdasarkan hasil riset yang dilakukan.
"Contohnya, masalah banjir dan macet di Jakarta dapat ditelaah berdasarkan kajian akademis. Bukan karena kepentingan sesaat atau open legal policy yang akan dibuat eksekutif dan legislatif berdasarkan kajian akademis dan bukan karena kepentingan politik semata," kata Ramdansyah.
Untuk dapat mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI di Pilkada DKI 2017, calon independen harus mengumpulkan 7,5 persen dari jumlah penduduk. Artinya, jika jumlah penduduk Jakarta diasumsikan berjumlah 10 juta penduduk, maka calon independen harus bisa mengumpulkan 750 ribu KTP DKI.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI selanjutnya harus melakukan verifikasi data KTP-KTP yang diajukan tersebut. Di sisi lain, Ramdansyah mengaku sudah mendapat dukungan dari Raja Dangdut, Rhoma Irama.
Modal dukungan KTP lainnya juga telah didapatkannya saat ia maju mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tahun 2014 lalu. Bahkan, ia mengklaim, dukungan KTP yang disampaikan ke KPU DKI saat itu, dua kali lebih banyak dari persyaratan yang ditentukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.