Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer Cegah Kebocoran Soal?

Kompas.com - 11/04/2015, 19:20 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - SMKN 26 Rawamangun, Jakarta Timur menjadi salah satu dari 30 sekolah yang bakal menerapkan sistem ujian berbasis komputer atau computer based test (CBT). Sistem tersebut, dinilai sebagai langkah solutif mencegah kebocoran soal Ujian Nasional (UN) daripada sistem paper based test (PBT).

"Justru itu (CBT) bisa meminimalisir terjadinya kebocoran soal. Karena soal yang dihadapi akan berbeda-beda untuk setiap peserta ujian," kata Kepala SMKN 26, Anas Rosich, Sabtu (11/4/2015).

Untuk pelaksanaan UN di SMKN 26, ada 367 peserta didik yang akan menjajal sistem tersebut.

Namun, keterbatasan perangkat personal computer (PC) sebagai alat aplikasinya, membuat pelaksanaan ujian akan dibagi menjadi tiga gelombang. Yaitu, pagi, siang dan sore.

"Ada tiga gelombang dan akan dibagi keempat lab komputer. Lalu, jika total peserta didik sebanyak 367 orang dibagi menjadi tiga, maka untuk satu gelombangnya akan diikuti 125 peserta ujian," ujarnya.

Anas mengklaim anak didiknya mengaku lebih nyaman dengan sistem CBT. Apalagi, di era teknologi serba internet saat ini, lanjutnya, pelajar sudah terbiasa dengan sistem komputer.

"Kami sudah survei dan melakukan try out hingga lima kali. Hasilnya, anak-anak lebih nyaman pakai CBT daripada PBT. Katanya (anak didik) lebih enak, tinggal klik aja. Enggak usah bulet-buletin lembar jawaban," ucap dia.

Terkait perangkat software dan hardware, Anas mengaku tidak ada kendala berarti. Termasuk infrastruktur pendukung lainnya.

Hal tersebut, lanjutnya, telah disiapkan jauh hari sebelumnya. "Setting-nya diatur langsung dari teknisi Kemendagri. Kita tinggal aplikasikan saja," ucap dia.

Pada pelaksanaan UN tahun ini, ada 30 sekolah di seluruh DKI yang ditunjuk pemerintah pusat untuk melaksanakan ujian dengan sistem CBT.

Rinciannya, satu sekolah tingkat SMP, tiga tingkat SMA dan 26 tingkat SMA. Sistem tersebut menjadi perintis yang baru diujicobakan pada tahun ini.

Untuk diketahui sebelumnya, pelaksanaan UN kerap menjadi polemik terkait bocornya soal dan kunci jawaban. Padahal, proses pendistribusian naskah soal selalu mendapat pengamanan ketat aparat kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com