Wanita paruh baya itu merengek pada Basuki karena rumah mereka digusur tanpa pemberitahuan sebelumnya.
"Pak ayo Pak sini Pak. Ini kami digusur belum punya tempat (rumah) dan tempat dagang," kata ibu-ibu di sana sambil merengek pada Basuki, di samping Stasiun Tanah Abang, Rabu (15/4/2015).
Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede yang berdiri di samping Basuki langsung membisikinya. Mangara mengatakan ibu-ibu tersebut merupakan warga yang mendirikan bangunan liar di atas lahan negara.
Kemudian, Basuki mengatakan bahwa Pemprov DKI sedang membangun sebuah rusunawa besar di Jalan KS Tubun, Jakarta Barat.
Warga hanya dikenakan retribusi untuk listrik sebesar Rp 15 ribu per harinya. Di rusunawa itu pula, warga relokasi juga bisa berdagang.
"Ibu-ibu masih mampu enggak kalau bayar segitu di sana dan jualan juga di sana? Kalau enggak mampu, ya mending saya data terus dimasukin ke panti jompo biar dirawat di sana," kata Basuki kepada ibu-ibu itu.
Sontak ibu-ibu langsung menggelengkan kepala dan menolak permintaan Basuki. Mereka mengaku mau dipindah ke rusunawa KS Tubun dan berjualan di sana.
"Ih bapak, saya enggak mau ke panti," kata seorang ibu sambil mencolek Basuki.
Sejumlah pejabat yang mendampingi Basuki pun tertawa mendengar ancaman halus pria yang biasa disapa Ahok itu kepada ibu-ibu itu.
"Saya masih mau dagang kopi di sini boleh, Pak," tanya seorang ibu. "Boleh Bu. Tetapi Ibu harus bertanggung jawab urusin sampahnya, jangan buang sampah sembarangan," kata Basuki.
Kemudian dia menginstruksikan Camat Tanah Abang Hidayatullah dan Mangara untuk mendata warga yang akan direlokasi ke rusunawa KS Tubun.
Pada kesempatan itu, Basuki juga membagi-bagikan kartu nama kepada para ibu itu. "Ibu-ibu kasih tahu saya kalau Pak Camat atau Pak Wali Kota-nya khilaf, laporin saya. Ini kartu nama saya, jangan sampai hilang ya," kata Basuki.
Mereka terlihat senang setelah mendapat solusi dan kartu nama Basuki. Setelah itu, Basuki dan jajaran pejabat DKI kembali melanjutkan tinjauannya ke Blok G Tanah Abang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.