Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Terus Selidiki Kasus Tewasnya Akseyna

Kompas.com - 05/05/2015, 00:35 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Metro Depok, Komisaris Besar Ahmad Subarkah, menegaskan bahwa tewasnya Akseyna Ahad Dori (18) alias Ace, berindikasi ke kasus pembunuhan. Untuk itu, pihak polres memerlukan bukti-bukti lainnya untuk menetapkan siapa pelaku pembunuhan tersebut.

"Kasus yang cukup sulit juga, ya. Kesulitannya banyak. Misalnya, bukti-bukti di lokasi kurang. Sehingga belum bisa menetapkan pelaku (pembunuhan)," ujar Subarkah di Sports Mall-Mahala Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (4/5/2015).

Subarkah juga menegaskan bahwa kasus tersebut akan terus diselidiki. Untuk itu, polisi akan fokus terhadap penyelidikan dan penelusuran jejak pelaku. Kapolres juga mengakui bahwa pihaknya akan terus mendalami bukti-bukti yang ada.

"Kita masih lidik (pelaku). Khususnya terkait bukti, ikatan tali dan konblok (di tas korban)," tuturnya.

Sebelumnya, ayah korban, Kolonel Sus Mardoto, mencurigai kejanggalan-kejanggalan terkait kematian anaknya. Mulai dari bongkahan batu (konblok) yang ditemukan di tas korban, luka memar di sejumlah bagian tubuh, hingga secarik kertas yang diduga sebagai surat wasiat dari korban. 

Terkait surat wasiat tersebut, Mardoto menyangsikan bahwa anaknya bakal senekat itu untuk menulis pesan kematian dengan bahasa Inggris, berbunyi "Will not return for please don't search for existence, my apologies for everything enternally.

"Kalau bunuh diri tidak akan melakukan cara serumit itu (menulis surat wasiat)," timpal Mardoto beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, mahasiswa Biologi UI itu ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI, 26 Maret 2015 lalu. Hingga saat ini, polisi masih terus menyelidiki kasus kematian Ace yang cukup misterius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com