Penangkapan pengedar sabu di Mes Papua diwarnai sejumlah tembakan peringatan. Penangkapan pada Rabu (13/5) malam itu mengusik warga yang berujung penutupan jalan.
Mes Papua terletak di Jalan KH Mas Mansyur, RT 016 RW 009 Kelurahan Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Petugas dari Polres Metro Jakarta Barat mendatangi mes ini sekitar pukul 23.00 dengan menggunakan 2 mobil dan 2 sepeda motor. Setelah menangkap warga berinisial SR (41), terdengar suara tembakan.
Merasa terusik, warga mes dan warga sekitar memblokade Jalan KH Mas Mansyur yang terletak di depan mes ini selama sekitar 2 jam.
Ketua RW 009 Kebon Melati Benny Martin mengatakan, dalam penangkapan itu, polisi meletuskan lebih dari delapan tembakan. Tidak ada korban akibat tembakan tersebut.
"Tidak ada pemberitahuan ke kami tentang rencana penangkapan ini. Kalau saya diberitahu, pasti saya antarkan petugas ke warga yang diduga terlibat narkoba sekaligus memberikan pengertian ke warga sehingga tidak perlu terjadi tembak-tembakan ini. Saya juga tidak akan menutup-nutupi kalau ada warga yang terlibat narkoba," katanya, Kamis, di rumahnya.
Benny mengatakan, SR baru keluar dari penjara beberapa bulan lalu setelah menjalani hukuman karena kasus narkoba. Tindakan yang dilakukan seorang warga tidak bisa dianggap mewakili perilaku seluruh warga mes yang terdiri dari 179 kepala keluarga itu.
Kepala Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Parulian Sinaga mengatakan, polisi melepaskan tembakan peringatan karena dilempari batu.
Terkait penangkapan SR (41), Parulian mengatakan, SR diduga pengedar sabu. Sebelum memburu SR, polisi menangkap BB (41) di sebuah hotel di Matraman, Jakarta Timur. "Dari ponsel BB, ada pesan singkat yang berisi transaksi sabu di Mes Papua," ujarnya.
BB berencana mengambil paket sabu 0,5 gram di pot bunga yang berada di Mes Papua. Dari tangan BB, polisi menyita barang bukti berupa lima paket sabu seberat 3 gram. Sementara dari tangan SR, polisi menyita 0,5 gram sabu. Total ada 3,5 gram sabu yang disita. Adapun kedua pelaku, yaitu BB dan SR, ditahan.
Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Hendro Pandowo mengatakan, dua peleton polisi dikerahkan untuk membuka blokade. Warga membuka blokade, situasi pun normal kembali setelah ada negosiasi.
Penyelundup
Sementara itu, 20 kilogram sabu dan 580.000 butir ekstasi diselundupkan dari Malaysia melalui pelabuhan rakyat Tanjung Balai, Medan, Sumatera Utara. Barang terlarang tersebut diselundupkan ke sejumlah kota di Jawa, termasuk Jakarta.
Tujuh pengendali dan kurir yang terlibat dalam penyelundupan tersebut ditangkap petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 8-9 Mei lalu di Medan. Empat di antaranya merupakan sopir dan kernet bus serta truk tujuan Sumatera-Jawa.
Deputi Pemberantasan Narkotika BNN Deddy Fauzi Elhakim, Kamis, mengatakan, ketujuh pengendali dan kurir itu ditangkap setelah mereka membagi-bagi narkoba yang akan diselundupkan ke Jawa kepada sopir bus dan truk. Sindikat ini pun terungkap setelah penyidik mendalami jaringan narkoba Sumatera Utara-Aceh-Malaysia yang ditengarai akan menyelundupkan narkoba dari Malaysia. (ART/DEA/MDN)
-----------------
Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Jumat, 15 Mei 2015, dengan judul "Darurat Narkoba Hantui DKI".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.