Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambil Menangis, Wanita Ini Pesan Jangan Termakan Rayu Bandar Narkoba

Kompas.com - 19/05/2015, 14:28 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - ST (45) kini meringkuk di tahanan Badan Narkotika Nasional (BNN) atas kasus narkoba jenis sabu sebanyak 12,29 kg. Ia terbelit kasus narkoba setelah mengikuti perintah kekasihnya seorang WN Nigeria untuk menjadi kurir sabu.

Sambil berlinang air mata, ST menyesali perbuatannya. Sesekali ia menyebut ibu dan anaknya yang berusia 21 tahun karena ia khawatir kedua orang tersebut tahu dia kini ditahan karena kasus narkoba.

Dua bulan lalu, ia menerima ajakan kekasihnya, K, seorang WN Nigeria yang dikenalnya di sebuah bar di Jakarta untuk menjadi kurir sabu. Janji dan iming-iming uang Rp 20 juta membuat hatinya takluk sehingga mau menjalankan perintah K.

"Dia mau ngasih aku uang, dia bilang gitu, katanya Rp 20 juta. Aku takut Mama ku. Mama ku jantungan, aku punya anak," kata ST, sambil terisak.

Karena tak bisa menahan tangis, wanita yang tadinya berdiri itu menjatuhkan diri ke lantai. Setelah tertangkap, ia menyadari telah melakukan suatu kesalahan. "Jangan tergiur dengan pria Nigeria," ujar dia. [Baca: Dipacari Warga India, Wanita Muda Diajak Edarkan Narkoba]

ST ditangkap bersama AN (34), kurir lainnya yang menyerahkan sabu kepadanya. AN lebih tegar dan hanya tertunduk.

Ia berpesan agar kaum hawa lainnya tidak mudah terjerat bisnis narkoba. "Jangan mau diperalat, jangan mau diajak kenalan, kalau perlu dibunuh. Orang Nigeria menjerumuskan saya untuk jadi budak narkoba," ujar AN.

ST dan AN, dua perempuan yang menjadi kurir narkoba ditangkap aparat BNN saat bertransaksi narkoba di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, Jumat (8/5/2015).

ST dan AN kini meringkuk di dalam sel tahanan BNN. ST dikenakan pasal 114 ayat 2, juncto pasal 132 ayat 1, pasal 112 ayat 2, dan pasal 135 ayat 1 Undang-Undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009.

Sedangkan AN dijerat pasal 114 ayat 2 dan pasal 112 ayat 2 subsider 131 Undang-Undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Keduanya diancam dengan pidana mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com