Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Lenggang Jakarta Pun Curhat kepada Syarif

Kompas.com - 28/05/2015, 20:47 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pedagang yang telah berjualan di Lenggang Jakarta, Monumen Nasional, pun mengeluh kepada anggota DPRD DKI, Syarif. Jika dibandingkan dengan PKL yang berjualan di sekitar Monumen Nasional (Monas), mereka lebih beruntung karena memiliki tempat resmi untuk berjualan.

"Orang kalau mau beli harus punya kartu dulu. Prosesnya ribet sampai-sampai pelanggan kami enggak jadi beli, Pak. Mereka kabur," ujar salah satu penjual korek gas, Kamis (28/5/2015).

"Apalagi struk-struknya harus disimpan dulu baru bisa ditukar, Pak. Jadi, enggak langsung ngerasain hasilnya," tambah dia.

Kepada Syarif, mereka mengatakan harus menyewa gerobak sekitar Rp 370.000 kepada pengelola. Untuk penjual makanan, mereka harus rela dipotong hingga Rp 7.000 per porsi dari harga jual.

Salah seorang pedagang bahkan ada yang mengadu kepada Syarif bahwa dalam satu bulan, dia hanya berhasil menjual satu mangkung mi godok. "Padahal, saya punya tiga anak yang harus diberi makan, Pak. Utang udah numpuk buat modal," ujar salah seorang pedagang.

Syarif pun heran bahwa para pedagang masih betah berjualan di Lenggang Jakarta. "Bapak hebat, ya. Masih kuat jualan. Terus, senang enggak, Bapak jualan di sini?" tanya Syarif.

"Enggak senang, Pak," jawab si pedagang.

"Kok bertahan?" tanya Syarif.

Para pedagang pun mengungkapkan alasan mereka bertahan berjualan di Lenggang Jakarta. "Kalau menurut saya, enakan di luar, Pak. Kalau di dalam, kami enaknya bisa duduk doang. Cuma, enggak laku. Ya tetapi daripada di luar dikejar kamtib, terus mau tebus malah susah, akhirnya bertahan dagang di sini aja," ujar si pedagang.

Syarif pun mengatakan akan mengusahakan agar sistem pembayaran di Lenggang Jakarta bisa diperbaiki agar para pedagang tidak mengalami kerugian. "Nanti saya omongin gimana cara transaksinya. Gubernur kan memang enggak mau transaksi tunai, tetapi buat pedagang kalau gitu kejepit banget. Pengeluaran mendadak kan butuh juga," ujar Syarif.

Pada dialog bersama PKL siang ini, Syarif didampingi oleh Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI). Syarif diajak untuk berdialog langsung dengan PKL untuk mengetahui keluh kesah mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com