Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP: Kita Sudah Biasa Difitnah PKL

Kompas.com - 29/05/2015, 16:34 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso yakin anggotanya tidak pernah melakukan perampasan uang pedagang kali lima (PKL) yang ditertibkan. Ia menilai, pernyataan PKL Monas yang mengaku pernah menjadi korban perampasan uang oleh anggota Satpol PP hanyalah fitnah semata.

"Itu sudah biasa yang seperti itu. Kata-katanya sudah klise. Tujuannya ingin merusak citra Satpol PP supaya PKL bebas berdagang di sana. Kita difitnah sudah biasa," kata Kukuh di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (29/5/2015).

Kukuh juga membantah tudingan yang menyebutkan anggota Satpol PP sering memalak PKL. Ia menilai tudingan tersebut tidak berdasar.

Sebab, terhitung sejak 1 Januari 2014, Satpol PP tidak lagi terlibat dalam penjagaan kawasan Monas karena penjagaan sepenuhnya dilakukan oleh petugas keamanan dari Unit Pengelola (UP) Monas. [Baca: PKL Monas Mengaku Uangnya Pernah Dirampas oleh Anggota Satpol PP]

"Sudah biasa kita dengar Satpol PP memeras di Monas. Gimana mau memeras, Satpol PP saja tidak di situ. Sejak 1 Januari 2014, Satpol PP tidak lagi berjaga di Monas. Itu kewenangan unit pengelola. Yang baju-baju biru itu outsourcing, bukan Satpol PP. Satpol PP temporer. Kalau diminta, baru turun," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, salah seorang PKL yang biasa berjualan di kawasan Monas, Ade Rahmawati (49), mengaku pernah mengalami perampasan uang yang dilakukan oleh anggota Satpol PP.

Hal itu terjadi dalam sebuah penertiban yang dilakukan beberapa waktu lalu. Menurut Ade, jumlah total uangnya yang dirampas oleh petugas Satpol PP ada sekitar Rp 3,5 juta.

Ia mengaku uang tersebut merupakan hasil jerih payahnya selama satu bulan berdagang kopi di kawasan Monas. "Enggak cuma dagangan, uang saya juga dirampas sama Satpol PP. Rp 3,5 juta semuanya," ujar Ade di sela-sela kunjungan anggota DPRD DKI, Syarif, di kawasan Monas, Kamis (28/5/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com