Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Wagub Enggak Pernah Bikin Notulen Rapat buat Saya

Kompas.com - 01/06/2015, 12:13 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sudah sekitar enam bulan Djarot Saiful Hidayat mendampingi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memimpin Ibu Kota. Basuki berharap dapat bersama-sama Djarot membangun Jakarta Baru. Karena itu, ia memberi kebebasan kepada mantan Wali Kota Blitar itu untuk mengerjakan program-program unggulan Ibu Kota.

"Wakil Gubernur saya kasih dia bebas, dari pertama saya pidato (pelantikan Djarot sebagai Wagub DKI) seperti itu. Kamu boleh akting (bertindak) seperti gubernur dan kamu berlomba sama saya," kata Basuki saat berbincang dengan Kompas.com di Balai Kota, Kamis (28/5/2015). 

Hanya saja, Basuki mengaku Djarot tidak dapat melaksanakan instruksi dari dia sepenuhnya. Hingga kini, dia mengaku tidak mengetahui kegiatan apa saja yang telah dikerjakan Djarot. Menurut dia, selama enam bulan menjabat sebagai Wakil Gubernur, Djarot tidak pernah melaporkan kinerjanya dengan memberi notula rapat kepada Basuki. Seharusnya, lanjut dia, Djarot bisa melaporkan notula rapat yang telah dikerjakan kepadanya.

"Saya minta Anda kalau mau putusin (kebijakan) apa, kasih tahu saya dong, jangan nyeleneh dong. Anda bikin dong notulen rapat. Jujur saja sampai hari ini Wagub enggak pernah bikin notulen rapat buat saya," kata Basuki. 

Pria yang akrab disapa Ahok itu pun mengaku selalu membuat notula semua rapat yang dilaksanakannya. Bahkan, beberapa kesimpulan rapat telah diunggah di website pribadinya, www.ahok.org.

Basuki dibantu beberapa staf dan mahasiswa magang untuk membuat kesimpulan serta notula rapat. Ia juga menceritakan bahwa dirinya baru saja mengeluarkan salah seorang stafnya yang berasal dari Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) karena tidak bisa membuat notula rapat yang baik.

"Semua notulen rapat saya, anak magang yang bikin. Dulu ada anak magang delapan bulan sama saya, dia dari ITB dan dapat beasiswa ke Inggris, notulen rapatnya selalu bagus," kata Basuki. 

Satu hal yang membuat Basuki merasa kecolongan adalah pemberian izin Djarot pada pelaksanaan Pesta Rakyat Jakarta (PRJ) di Senayan. Basuki merasa Djarot tidak berkoordinasi dengannya sehingga penyelenggara PRJ Senayan pun mencatut lambang Pemprov DKI dan mengklaim telah mendapat izin untuk menyelenggarakan acara tersebut.

Pedagang pun ditarik dana sewa tenda Rp 2 juta-Rp 50 juta selama tujuh hari. Atas hal ini, Basuki memperingatkan Djarot untuk tidak asal memberi izin dan berkoordinasi dengan dirinya terlebih dahulu. 

Djarot dilantik sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2014 hingga 2017 oleh Basuki pada Rabu (17/12/2014) lalu. Pengangkatan dan penetapan Djarot sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dilakukan berdasarkan Keppres Nomor 144/P Tahun 2014 yang telah ditandatangani oleh Presiden RI Joko Widodo pada 15 Desember 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com