Gapura yang berada tepat di depan kantor Kementerian Perhubungan Dirjen Perhubungan Laut Balai Kesehatan Kerja Pelayaran itu merupakan jalur menuju salah satu dari 12 Destinasi Wisata Pesisir, Bahtera Ancol (Yacht).
Namun, label "wisata" yang disematkan pada wilayah itu tidak sebanding dengan kondisi akses menuju ke sana. Selain tidak terawat, kondisi jalan yang berlumpur hanya disinggahi ratusan truk pengangkut pasir.
"Wah, kalo truk yang melintas banyak, Mas. Enggak kehitung, bisa ratusan. Biasanya angkut pasir, nonstop ini, 24 jam," kata Setio (45), seorang tukang ojek di pangkalan tak jauh dari gapura tersebut, Jumat (26/6/2015).
Menurut warga sekitar, wilayah tersebut merupakan perbatasan antara kelurahan Ancol dengan Pademangan.
Pantauan Kompas.com, terdapat jalan dengan dua jalur kiri dan kanan untuk menuju Bahtera Ancol. Jalur kanan tampak sudah dibeton dan memiliki permukaan jalan lebih tinggi dari jalur sebelah kiri. Sedangkan, jalur sisi kiri jalan, berkontur ekstrim seperti arena motocross.
Selain digenangi air, jalan koral itu juga bervolume lumpur setinggi 20 cm, sepanjang kira-kira 500 meter dari awal gerbang menuju Bahtera Ancol.
Para pengendara motor yang hendak ke Bahtera Ancol terpaksa menggunakan jalur kanan dan melawan arah karena tidak memungkinkan untuk menggunakan jalur kiri. Pasalnya, jalur kiri yang rusak dimonopoli truk bermuatan sedang dan besar untuk keluar masuk melalui gapura.
"Kalau siang biasanya truk yang keluar bawa pasir. Mungkin untuk keperluan material. Sedangkan, pada malam hari, giliran truk yang masuk membawa lumpur," tutur Setio.
Yadi Gunawan (40), tukang ojek lainnya, mengatakan jika lumpur tersebut kian parah setiap tahunnya. Selama tiga tahun dirinya mengojek di pangkalan tersebut, warga Papanggo RT 05/03, Tanjung Priok itu jarang sekali melihat genangan tersebut surut.
"Sebetulnya, (jalan) ini sudah lama digenangan air. Tapi, bukannya surut, tapi malah makin parah. Sudah hampir tiga tahun terakhir tidak ada perubahan. Sepertinya memang pemerintah lupa untuk memperbaiki," ujar Yadi.
Dihubungi terpisah, Kepala Seksi (Seksi) Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Suku Dinas Bina Marga Jakarta Utara, Arif Faizal Ritonga, menegaskan akan meninggikan jalan tersebut, tahun 2016 mendatang. Pihaknya mengkalim jika jalan tersebut sudah pernah ditinggikan sejak tahun 2012. Tapi ada penurunan tanah, sehingga jalannya rendah lagi.
"Pasti kita perbaiki. Tahun 2016 mendatang, Insya Allah jalannya kita tinggikan sekitar 30 sentimeter. Nanti, Kita akan programkan betonisasi. Supaya, bia dilewati lagi oleh pengendara," ujarnya.
Sementara terkait kondisi jalan yang berlumpur, Arif menyebut hal itu diakibatkan tidak adanya saluran air. Untuk itu, selain dilakukan peninggian jalan, pihaknya bakal membuatkan saluran air di sisi jalan tersebut.
Bahtera Jaya merupakan Unit Pelaksana Tugas di bawah kewenangan Dinas Pemuda dan Olahraga. Hal tersebut terpampang pada sebuah pelang warna putih tidak jauh dari gapura utama.
Data terhimpun, Bahtera Jaya memiliki tiga fasilitas olahraga air, yaitu selancar air, dayung, dan perahu layar. Selain itu, di kawasan tersebut, terdapat juga wisma atlet, serta tempat pembinaan atlet olahraga air. Semua fasilitas olahraga air tersebut bisa digunakan oleh pengunjung umum secara gratis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.