Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akses Lumpur Menuju Wisata Pesisir di Ancol Baru

Kompas.com - 26/06/2015, 10:54 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gapura setinggi 7 meter berwarna kuning bertuliskan "Jalur Wisata Pesisir Jakarta Utara" berdiri kokoh di Jalan Raya Ancol Baru, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Gapura yang berada tepat di depan kantor Kementerian Perhubungan Dirjen Perhubungan Laut Balai Kesehatan Kerja Pelayaran itu merupakan jalur menuju salah satu dari 12 Destinasi Wisata Pesisir, Bahtera Ancol (Yacht).

Namun, label "wisata" yang disematkan pada wilayah itu tidak sebanding dengan kondisi akses menuju ke sana. Selain tidak terawat, kondisi jalan yang berlumpur hanya disinggahi ratusan truk pengangkut pasir.

"Wah, kalo truk yang melintas banyak, Mas. Enggak kehitung, bisa ratusan. Biasanya angkut pasir, nonstop ini, 24 jam," kata Setio (45), seorang tukang ojek di pangkalan tak jauh dari gapura tersebut, Jumat (26/6/2015).

Menurut warga sekitar, wilayah tersebut merupakan perbatasan antara kelurahan Ancol dengan Pademangan.

Pantauan Kompas.com, terdapat jalan dengan dua jalur kiri dan kanan untuk menuju Bahtera Ancol. Jalur kanan tampak sudah dibeton dan memiliki permukaan jalan lebih tinggi dari jalur sebelah kiri.  Sedangkan, jalur sisi kiri jalan, berkontur ekstrim seperti arena motocross.

Selain digenangi air, jalan koral itu juga bervolume lumpur setinggi 20 cm, sepanjang kira-kira 500 meter dari awal gerbang menuju Bahtera Ancol. 

Para pengendara motor yang hendak ke Bahtera Ancol terpaksa menggunakan jalur kanan dan melawan arah karena tidak memungkinkan untuk menggunakan jalur kiri.  Pasalnya, jalur kiri yang rusak dimonopoli truk bermuatan sedang dan besar untuk keluar masuk melalui gapura.

"Kalau siang biasanya truk yang keluar bawa pasir. Mungkin untuk keperluan material. Sedangkan, pada malam hari, giliran truk yang masuk membawa lumpur," tutur Setio.

Yadi Gunawan (40), tukang ojek lainnya, mengatakan jika lumpur tersebut kian parah setiap tahunnya. Selama tiga tahun dirinya mengojek di pangkalan tersebut, warga Papanggo RT 05/03, Tanjung Priok itu jarang sekali melihat genangan tersebut surut.

"Sebetulnya, (jalan) ini sudah lama digenangan air. Tapi, bukannya surut, tapi malah makin parah. Sudah hampir tiga tahun terakhir tidak ada perubahan. Sepertinya memang pemerintah lupa untuk memperbaiki," ujar Yadi.

Dihubungi terpisah, Kepala Seksi (Seksi) Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Suku Dinas Bina Marga Jakarta Utara,  Arif Faizal Ritonga, menegaskan akan meninggikan jalan tersebut, tahun 2016 mendatang. Pihaknya mengkalim jika jalan tersebut sudah pernah ditinggikan sejak tahun 2012. Tapi ada penurunan tanah, sehingga jalannya rendah lagi.

"Pasti kita perbaiki. Tahun 2016 mendatang, Insya Allah jalannya kita tinggikan sekitar 30 sentimeter. Nanti, Kita akan programkan betonisasi. Supaya, bia dilewati lagi oleh pengendara," ujarnya.

Sementara terkait kondisi jalan yang berlumpur, Arif menyebut hal itu diakibatkan tidak adanya saluran air. Untuk itu, selain dilakukan peninggian jalan, pihaknya bakal membuatkan saluran air di sisi jalan tersebut.

Bahtera Jaya merupakan Unit Pelaksana Tugas di bawah kewenangan Dinas Pemuda dan Olahraga. Hal tersebut terpampang pada sebuah pelang warna putih tidak jauh dari gapura utama. 

Data terhimpun, Bahtera Jaya memiliki tiga fasilitas olahraga air, yaitu selancar air, dayung, dan perahu layar. Selain itu, di kawasan tersebut, terdapat juga wisma atlet, serta tempat pembinaan atlet olahraga air.  Semua fasilitas olahraga air tersebut bisa digunakan oleh pengunjung umum secara gratis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com