Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandar Narkoba Kantongi Aset Rp 10 Miliar

Kompas.com - 06/07/2015, 19:17 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aliran rupiah dari bisnis narkoba ternyata tak sedikit. Terbukti, seorang bandar narkoba berinisial ABD (36), mengantongi aset dan uang senilai miliaran rupiah. Aset milik tahanan BNN yang pernah kabur itu kini disita oleh BNN.

Kepala BNN Komisaris Jenderal Anang Iskandar menyebutkan, aset dan uang yang disita BNN dari ABD itu diduga hasil tindak pidana pencucian uang dari perdagangan narkoba. ABD menghilangkan jejak uang haram itu dengan melakukan tindak pidana pencucian uang.

"Total sementara aset milik ABD diperkirakan Rp 10 miliar," kata Anang di kantor BNN, Jakarta Timur, Senin (6/7/2015).

Aset senilai Rp 10 miliar itu terdiri dari satu unit mobil Toyota Vellfire, satu unit mobil BMW, satu unit mobil Honda CR-V, dan satu unit Nissan X-Trail. ABD juga memiliki uang di sebuah rekening Rp 829.250.000, serta tanah dan rumah seluas puluhan ribu meter persegi di Aceh.

Sedangkan tersangka AH, seorang pekerja money changer yang terlibat dalam sindikat narkoba, turut diamankan asetnya. AH bekerja ke sebuah money changer di Malaysia, yang menggunakan uang tenaga kerja Indonesia di sana untuk membeli narkoba.

AH bertugas mengganti uang TKI yang hendak dikirimkan ke keluarga di Indonesia tersebut. Harta AH yang disita yakni satu rumah di Central Park Surabaya, 1 unit mobil Avanza, satu unit mobil Grand Livina, uang tunai sebanyak Rp 285 juta, dan beberapa rekening lainnya. AH tercatat memiliki 114 rekening bank.

"Total asetnya diperkirakan Rp 3 miliar," ujar Anang.

Anang mendorong agar harta bandar narkoba dapat dirampas. Perampasan harta bertujuan untuk memiskinkan para bandar. Pasalnya, Anang menyatakan, dari balik penjara pun, bandar masih kerap beraksi karena punya kemampuan finansial. Namun, dalam beberapa kasus yang terjadi, harta pengedar yang telah dibawa ke pengadilan, justru dikembalikan ke tersangkanya.

"Kamu tahu enggak kenapa bisa kembali, karena enggak ada yang mengontrol," ujar Anang.

Harta para bandar ini dapat digunakan untuk pemberantasan. BNN juga berharap, harta rampasan dari para bandar dapat menjadi intensif dan membantu tugas penegak hukum, khususnya dalam menangani kasus TPPU narkoba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com