Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Dirugikan Perjanjian dengan Bakrie Group

Kompas.com - 10/07/2015, 20:47 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Biro Hukum DKI Jakarta tengah mengkaji sejumlah perjanjian pengelolaan aset daerah dengan pihak swasta yang isinya merugikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Salah satunya adalah kontrak perjanjian dengan PT Bakrie Swastika Utama.

Kepala Bagian Pelayanan Hukum Biro Hukum Solafide Sihite mengatakan, kontrak perjanjian ini terkait pemanfaatan lahan seluas 16 hektar di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Perjanjian itu dibuat pada tahun 1992 saat era pemerintahan Gubernur Wiyogo Atmodarminto dan berakhir pada 2044.

"Perjanjiannya melemahkan Pemprov DKI karena ada klausul kalau diputus, Pemprov DKI harus mengembalikan investasi perusahaan itu selama ini. Jadi, ini membuat kita agak terbelenggu," kata Solafide di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (10/7/2015).

Solafide mengatakan, lahan yang dikelola oleh PT Bakrie Swastika Utama terdiri atas lahan komersial dan nonkomersial. Lahan nonkomersial itu yang menjadi lokasi GOR Soemantri Brojonegoro dan Gedung Nyi Ageng Serang.

Menurut Solafide, saat ini pihaknya dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) tengah meminta pendapat dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perihal lahan komersial tersebut.

"Aset yang nonkomersial sudah diserahkan kepada kita. Tapi, ada lahan komersial yang sifatnya build operation transfer (BOT). Jadi, harus dibangun dulu, baru ditransfer asetnya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Firli Bahuri Tak Kunjung Ditahan Setelah 7 Bulan Tersangka, Polisi Sebut Penyidikan Masih Berjalan

Firli Bahuri Tak Kunjung Ditahan Setelah 7 Bulan Tersangka, Polisi Sebut Penyidikan Masih Berjalan

Megapolitan
Renungan Pengayun 'Ombak Banyu' di Balik Keceriaan Keluarga Pengunjung Pasar Malam

Renungan Pengayun "Ombak Banyu" di Balik Keceriaan Keluarga Pengunjung Pasar Malam

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Uji Laboratorium Sebelum Tetapkan Tersangka Kasus Keracunan Massal di Bogor

Polisi Tunggu Hasil Uji Laboratorium Sebelum Tetapkan Tersangka Kasus Keracunan Massal di Bogor

Megapolitan
Kisah Pengayun 'Ombak Banyu' Pasar Malam, Rela Terbentur dan Terjatuh demi Hibur Pengunjung

Kisah Pengayun "Ombak Banyu" Pasar Malam, Rela Terbentur dan Terjatuh demi Hibur Pengunjung

Megapolitan
Pria Tanpa Identitas Diduga Gantung Diri di Pohon Jalan Gatot Subroto Jaksel

Pria Tanpa Identitas Diduga Gantung Diri di Pohon Jalan Gatot Subroto Jaksel

Megapolitan
Hotman Paris Khawatir Polisi Tetapkan Pegi Tersangka Hanya untuk Puaskan Publik

Hotman Paris Khawatir Polisi Tetapkan Pegi Tersangka Hanya untuk Puaskan Publik

Megapolitan
Diminta Jadi Kuasa Hukum Ayah Eki, Hotman Paris: Kenapa Baru Sekarang Bereaksi?

Diminta Jadi Kuasa Hukum Ayah Eki, Hotman Paris: Kenapa Baru Sekarang Bereaksi?

Megapolitan
Curhat Pengayun 'Ombak Banyu': Pekerja Pasar Malam Bukan Berarti Enggak Punya Masa Depan

Curhat Pengayun "Ombak Banyu": Pekerja Pasar Malam Bukan Berarti Enggak Punya Masa Depan

Megapolitan
Warna Warni GBK Saat Laga Indonesia Vs Filipina

Warna Warni GBK Saat Laga Indonesia Vs Filipina

Megapolitan
Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan untuk Imam Budi Hartono

Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan untuk Imam Budi Hartono

Megapolitan
KPAID Kota Bogor Catat Peningkatan Kasus Kekerasan Seksual Anak di Bawah Umur

KPAID Kota Bogor Catat Peningkatan Kasus Kekerasan Seksual Anak di Bawah Umur

Megapolitan
Cerita Pengayun Ombak Banyu Pasar Malam: Rela Tangan Kapalan demi Pengunjung Terhibur

Cerita Pengayun Ombak Banyu Pasar Malam: Rela Tangan Kapalan demi Pengunjung Terhibur

Megapolitan
Pemkot Sebut Angka 'Stunting' di Kota Bogor Turun

Pemkot Sebut Angka "Stunting" di Kota Bogor Turun

Megapolitan
Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok, Pelaku Emosi Dengar Pacar Dipukuli dan Diajak 'Ngamar'

Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok, Pelaku Emosi Dengar Pacar Dipukuli dan Diajak "Ngamar"

Megapolitan
Satu Pengeroyok Pelajar Paket B di Kemang Tak Ditahan karena Masih di Bawah Umur

Satu Pengeroyok Pelajar Paket B di Kemang Tak Ditahan karena Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com