Daniel mengatakan, setelah berobat ke puskesmas, Evan meminum obat penghilang rasa sakit dan antibiotik untuk mengobati sakit di kakinya. Akan tetapi, meninggalnya Evan sendiri bukan karena sakit tersebut, melainkan jantung.
Selama ini, Evan diduga meninggal akibat mengikuti kegiatan MOS. Akan tetapi, berdasarkan hasil penyelidikan, polisi tidak menemukan ada kegiatan yang membahayakan siswa selama MOS.
"Kami tidak menemukan tanda-tanda kegiatan yang membahayakan siswa," ujar Daniel.
Untuk mengungkap kasus ini, pihak kepolisian telah memeriksa 18 orang saksi. Mereka terdiri dari kepala sekolah, pemimpin MOS, mentor, siswa yang juga mengikuti MOS, orangtua Evan, tetangga Evan, dokter di puskesmas, dan dokter di RS Citra Harapan Indah.
Penyelidikan dilakukan sejak 2 Agustus sampai tadi pagi. Daniel mengatakan, kasus Evan pun tidak akan ditingkatkan ke tahap penyidikan. Evan Christoper merupakan siswa baru yang mengikuti kegiatan MOS di SMP Flora. Setelah kegiatan itu, Evan mengalami biru-biru dan bengkak di bagian kakinya. Dua minggu setelahnya Evan meninggal.
Mengenai hal ini, pihak sekolah membantah bahwa kematian Evan akibat kegiatan MOS di sekolah tersebut. Sebab, setelah kegiatan MOS berakhir dua minggu sebelum kematian Evan, sekolah diliburkan.