Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengantisipasi Kepadatan Manusia di Dukuh Atas pada Tahun 2018

Kompas.com - 12/09/2015, 09:50 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada 2018, kawasan Dukuh Atas direncanakan menjadi titik pertemuan dari berbagai moda transportasi massal, baik yang saat ini sudah ada, seperti kereta rel listrik commuter line dan bus transjakarta, maupun yang saat ini masih dalam tahap pembangunan, seperti mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), maupun kereta Bandara Soekarno-Hatta.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyebut diprediksi akan ada 25.000 orang akan memenuhi Dukuh Atas saat jam-jam sibuk. Ia menyampaikan hal itu berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ).

"Bisa dibayangkan dengan 25.000 orang bersamaan itu semua. Mereka punya tujuan masing-masing. Ada yang mau naik busway, MRT, LRT, commuter line," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (11/9/2015).

Menurut Djarot, DTKJ telah menyampaikan masukan untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas manusia di Dukuh Atas. Mereka meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera membangun stasiun integrasi di Dukuh Atas sebelum tahun 2018.

DTKJ menilai stasiun integrasi sudah harus tersedia selagi moda-moda transportasi yang nantinya akan beroperasi masih dalam tahap pembangunan. "Baik LRT, MRT, transjakarta dan commuterline semua mengarah ke Dukuh Atas. Makanya harus dikaji daya dukung Dukuh Atas itu," ucap Djarot.

Ia menyebut keberadaan stasiun integrasi di Dukuh Atas sangat vital sebab proyek pembanguan MRT, LRT, maupun kereta bandara dikerjakan oleh pihak-pihak yang berbeda. Otomatis desain stasiun Dukuh Atas dari masing-masing pihak akan berbeda-beda pula.

"Bagaimana mereka nanti kita pertemukan, kumpulkan, sehingga desain tempat integrasinya itu betul-betul bisa dimanfaatkan oleh mereka semua. Mereka harus bisa terintegrasi satu sama lain. Itu harus dibicarakan dengan baik supaya masing-masing transpotasi bisa saling menunjang, tidak jalan sendiri-sendiri," papar Djarot.

Sebelumnya, Ketua DTKJ Ellen Tangkudung mengatakan idealnya pembangunan stasiun integrasi sudah harus dilakukan pada tahun depan.

Menurut Ellen, stasiun integrasi adalah sebuah stasiun besar yang memungkinkan orang  berpindah dari moda transportasi yang satu ke moda yang lain, tanpa harus keluar dari stasiun tersebut.

Ia menyebut konsep stasiun integrasi di Dukuh Atas dapat meniru Stasiun KL Sentral yang ada di Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur. Di stasiun tersebut, warga pengguna transportasi umum dapat berpindah-pindah moda dalam bangunan yang sama.

"Seperti di KL Sentral. Orang begitu turun dari kereta bandara, sudah ada segala macam jenis transportasi yang ada di situ. Semua masih di dalam satu atap. Di luar negeri ada banyak yang seperti itu, termasuk seperti yang ada di Hongkong dan Tokyo," kata dia usai pertemuan dengan Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (10/9/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com