"Sabu itu diselundupkan melalui enam buah toner, tiga gas blower, empat mesin pemotong rumput, enam mesin pompa air, serta 27 buah mesin motor. Barang-barang itu terdapat dalam tiga kontainer yang diimpor dari Guangzhou," kata Deddy Fauzi L Hakim yang merupakan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) saat memberi keterangan pers di Auditorium Sabang, Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jalan Jenderal A Yani, Jakarta Timur, Senin (14/9/2015).
Lebih lanjut, saat petugas Bea dan Cukai serta BNN berhasil menemukan ribuan kilogram sabu ini, tak ada pihak yang berani mengklaim kiriman kontainer dari Tiongkok tersebut. Kontainer itu hanya dibiarkan teronggok di dalam pelabuhan.
"Jadi penyelundupan mereka dari Tiongkok tanpa orang, tetapi pakai kontainer saja. Saat kontainer tersebut digeledah, ditemukan barang ini (sabu)," ucap Deddy.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Heru Pambudi menyebut bahwa telah dilakukan juga penangkapan terhadap pelaku yang diduga sebagai orang-orang yang akan mengambil narkoba yang sengaja didiamkan di dalam pelabuhan peti kemas Panjang, Bandar Lampung.
Dari keterangannya, ada 15 orang yang berhasil diamankan petugas terkait penemuan tersebut. Orang-orang itu diduga sebagai penadah narkoba kiriman Tiongkok itu.
"Dari situ, telah ditangkap 15 orang yang terdiri dari 11 orang warga negara Indonesia (WNI) dan empat orang warga negara asing (WNA), di mana salah seorang di antaranya merupakan warga binaan salah satu lembaga pemasyarakatan (Lapas) dan satu orang merupakan tahanan pada rumah detensi imigrasi," ujar Heru Pambudi di tempat yang sama, Senin (14/9/2015).
Dari empat orang WNA yang ikut diamankan, ada tiga orang warga Nigeria dan satu orang warga Jamaika. Sementara sisanya WNI, dan lima orang di antaranya wanita.
"Mungkin akan bertambah lagi, untuk kasus ini tidak ada yang lolos, hanya masih dalam pengejaran. Mereka ini tidak jelas profesinya, ada yang cover job-nya turis, pemain sepak bola, bahkan ada yang jual baju di Tanah Abang," kata Deddy Fauzi L Hakim dari BNN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.