Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Ribu Kilogram Sabu Masuk ke Indonesia lewat Pelabuhan Peti Kemas

Kompas.com - 14/09/2015, 17:22 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 57.701 kilogram narkoba jenis sabu masuk dan tersimpan di Pelabuhan Panjang di Bandar Lampung baru-baru ini. Sabu itu diselipkan ke dalam perkakas pertukangan, seperti dalam toner, gas blower, mesin pemotong rumput, dan pompa air, guna mengelabui petugas Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC TMP) B Bandar Lampung.

"Sabu itu diselundupkan melalui enam buah toner, tiga gas blower, empat mesin pemotong rumput, enam mesin pompa air, serta 27 buah mesin motor. Barang-barang itu terdapat dalam tiga kontainer yang diimpor dari Guangzhou," kata Deddy Fauzi L Hakim yang merupakan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) saat memberi keterangan pers di Auditorium Sabang, Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jalan Jenderal A Yani, Jakarta Timur, Senin (14/9/2015).

Lebih lanjut, saat petugas Bea dan Cukai serta BNN berhasil menemukan ribuan kilogram sabu ini, tak ada pihak yang berani mengklaim kiriman kontainer dari Tiongkok tersebut. Kontainer itu hanya dibiarkan teronggok di dalam pelabuhan.

"Jadi penyelundupan mereka dari Tiongkok tanpa orang, tetapi pakai kontainer saja. Saat kontainer tersebut digeledah, ditemukan barang ini (sabu)," ucap Deddy.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Heru Pambudi menyebut bahwa telah dilakukan juga penangkapan terhadap pelaku yang diduga sebagai orang-orang yang akan mengambil narkoba yang sengaja didiamkan di dalam pelabuhan peti kemas Panjang, Bandar Lampung.

Dari keterangannya, ada 15 orang yang berhasil diamankan petugas terkait penemuan tersebut. Orang-orang itu diduga sebagai penadah narkoba kiriman Tiongkok itu.

"Dari situ, telah ditangkap 15 orang yang terdiri dari 11 orang warga negara Indonesia (WNI) dan empat orang warga negara asing (WNA), di mana salah seorang di antaranya merupakan warga binaan salah satu lembaga pemasyarakatan (Lapas) dan satu orang merupakan tahanan pada rumah detensi imigrasi," ujar Heru Pambudi di tempat yang sama, Senin (14/9/2015).

Dari empat orang WNA yang ikut diamankan, ada tiga orang warga Nigeria dan satu orang warga Jamaika. Sementara sisanya WNI, dan lima orang di antaranya wanita.

"Mungkin akan bertambah lagi, untuk kasus ini tidak ada yang lolos, hanya masih dalam pengejaran. Mereka ini tidak jelas profesinya, ada yang cover job-nya turis, pemain sepak bola, bahkan ada yang jual baju di Tanah Abang," kata Deddy Fauzi L Hakim dari BNN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembangunan Tahap Tiga Rumah Subsidi di Villa Kencana Cikarang Berlangsung Selama Tiga Bulan

Pembangunan Tahap Tiga Rumah Subsidi di Villa Kencana Cikarang Berlangsung Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Sempat Diperbolehkan Pulang dari RS, tapi Kembali Drop

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Sempat Diperbolehkan Pulang dari RS, tapi Kembali Drop

Megapolitan
Marketing Villa Kencana Cikarang Sebut Kualitas Rumah Subsidi Tak Bisa Disamakan dengan Komersial

Marketing Villa Kencana Cikarang Sebut Kualitas Rumah Subsidi Tak Bisa Disamakan dengan Komersial

Megapolitan
Tolak Tapera, Buruh Curiga Iuran Pekerja untuk Biayai Program Makan Siang Gratis dan IKN

Tolak Tapera, Buruh Curiga Iuran Pekerja untuk Biayai Program Makan Siang Gratis dan IKN

Megapolitan
2 Pria Curi Kabel PLN di Tambora, Beraksi Usai Amati Pekerjaan Petugas 'Maintenance'

2 Pria Curi Kabel PLN di Tambora, Beraksi Usai Amati Pekerjaan Petugas "Maintenance"

Megapolitan
Diguyur Hujan, Massa Aksi Tolak Tapera Tetap Bertahan di Depan Patung Kuda

Diguyur Hujan, Massa Aksi Tolak Tapera Tetap Bertahan di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Warga Desak Pengelola Rusunawa Marunda Segera Lapor Polisi Soal Kasus Penjarahan Aset

Warga Desak Pengelola Rusunawa Marunda Segera Lapor Polisi Soal Kasus Penjarahan Aset

Megapolitan
Polisi Bakal Buru 'Influencer' yang Promosikan Situs Judi Online

Polisi Bakal Buru "Influencer" yang Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kekesalan 'Driver' Ojol di Depok, Tendang Motor hingga Bikin Pecah Kaca Rumah Konsumen karena Sulit Temukan Alamat

Kekesalan "Driver" Ojol di Depok, Tendang Motor hingga Bikin Pecah Kaca Rumah Konsumen karena Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram Akan Dilibatkan untuk Berantas Judi Online di Bogor, Diminta Buat Konten yang Informatif

Selebgram Akan Dilibatkan untuk Berantas Judi Online di Bogor, Diminta Buat Konten yang Informatif

Megapolitan
Marketing Akui Ada Pemilik yang Jual Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Tak Kuat Bayar Angsuran

Marketing Akui Ada Pemilik yang Jual Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Tak Kuat Bayar Angsuran

Megapolitan
Ketua Panitia Konser Lentera Festival Mengaku Kabur ke Lebak untuk Menenangkan Diri

Ketua Panitia Konser Lentera Festival Mengaku Kabur ke Lebak untuk Menenangkan Diri

Megapolitan
Pasangan Imam-Ririn Sudah Kantongi SK DPP PKS untuk Maju Pilkada Depok 2024

Pasangan Imam-Ririn Sudah Kantongi SK DPP PKS untuk Maju Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Gelapkan Uang Tiket Konser Lentera Festival Tangerang, Ketua Panitia Jadi Tersangka

Gelapkan Uang Tiket Konser Lentera Festival Tangerang, Ketua Panitia Jadi Tersangka

Megapolitan
Aliansi Buruh dan Masyarakat Unjuk Rasa Tolak Tapera di Depan Patung Kuda

Aliansi Buruh dan Masyarakat Unjuk Rasa Tolak Tapera di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com