Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Porter Lion Air yang Setahun Lebih Mencuri Barang Penumpang

Kompas.com - 05/01/2016, 16:05 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Ada dua porter yang diamankan Polresta Bandara Soekarno-Hatta seusai terekam kamera CCTV mencuri barang di koper penumpang, yaitu S (22) dan M (29).

Kepada polisi, S dan M menceritakan bagaimana mereka bisa bergabung dengan sindikat pencuri barang penumpang yang sudah terstruktur di Bandara Soekarno-Hatta, khususnya di maskapai penerbangan grup Lion Air.

"Pas baru jadi porter, saya diancam mau dipukulin kalau enggak nurut. Sama-sama cari kerja, kok, katanya, jadi ya sudah nurut saja. Sudah sistemnya kayak begitu, mau enggak mau, saya ikut kayak begitu," kata S saat ditanya oleh penyidik, Selasa (5/1/2016).

S mengaku sudah mencuri barang di koper penumpang sebanyak 13 kali. Dari setiap aksinya, dia diupah oleh petugas keamanan atau sekuriti maskapai Lion Air sebesar Rp 50.000 sampai Rp 100.000, tergantung nominal barang berharga yang didapat.

"Barangnya ditadah dulu ke sekuriti, habis itu dijual, baru dibagi-bagi. Ada juga yang langsung diambil sendiri," tutur S.

Sementara itu, M menuturkan, dirinya sudah bekerja sebagai porter Lion Air dan Batik Air selama dua tahun. Dari dua tahun itu, satu setengah tahun M menggeluti pencurian barang di koper penumpang.

"Saya cari yang ada gemboknya, saya tusuk-tusuk pakai pulpen sama kunci, baru ngerogoh barang di dalam," ujar M.

Porter yang mencuri barang di koper penumpang hanya memiliki waktu sedikit. M sebagai salah satu porter yang mencuri memilih koper yang memungkinkan untuk dibuka dan ditutup dalam waktu dekat.

"Kopernya yang pakai gembok atau yang enggak digembok. Pilihnya acak saja. Kalau koper yang di-wrapping itu saya enggak mau, ngebongkar-nya lama," ucap M.

Baik S, M, maupun dua tersangka lain yang adalah petugas sekuriti maskapai, A (28) dan H (29), merupakan satu kelompok. Mereka mengaku, ada empat sampai lima kelompok pencuri barang penumpang di bagasi pesawat yang beranggotakan masing-masing 20 orang.

Porter S dan M sama-sama mengungkapkan adanya tekanan dari porter senior di sana jika tidak mengikuti "permainan" yang sudah lama dilakukan. Jika tidak mau ikut apa yang diperintahkan senior porter lain, mereka diancam akan dipukul dan dikucilkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com