Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Tolak "Narsis" di Jakarta

Kompas.com - 07/03/2016, 09:00 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama marah besar saat mengetahui bahwa Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta memasang foto dirinya dalam iklan sosialisasi yang ditayangkan di light emitting diode (LED) atau diode pancaran cahaya di sejumlah lokasi di Ibu Kota.

Basuki atau Ahok menegaskan, dirinya tidak suka jika ada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) atau lembaga mana pun memasang fotonya untuk kegiatan sosialisasi.

"Ngapain gitu lho ada muka gue? Ngapain pasang foto gue, kayak kecakepan aja," kata Ahok kepada Kompas.com dengan nada tinggi beberapa waktu lalu.

Langkah Ahok tersebut berbeda dengan sejumlah kepala daerah di tempat lain yang senang wajah mereka terpampang di papan reklame luar ruang guna menyosialisasikan program kotanya.

Foto-foto sejumlah kepala daerah juga terpampang di gapura masuk ke sebuah kota. Namun, di Jakarta, tidak ada foto Ahok ataupun Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang menyambut warga yang hendak memasuki kota. Tak ada pula spanduk ucapan selamat hari raya dan promosi pariwisata Enjoy Jakarta yang menampilkan wajah Ahok.

"Ngapain gitu lho ada muka gue? Enggak perlulah. Orang-orang juga sudah kenal sama gue," kata Ahok.

Ia mengaku, larangan semacam itu telah diterapkannya sejak dahulu saat menjabat sebagai Bupati Belitung Timur. Ia mewanti-wanti anak buahnya agar tidak memasang fotonya untuk kegiatan sosialisasi pemerintah.

KPAP DKI Jakarta memasang foto Ahok karena dianggap menjadi pemimpin yang peduli terhadap penanggulangan HIV/AIDS. Sosialisasi itu terlihat di LED kawasan Senayan dan Mega Kuningan. (Baca: Lembaga Ini yang Memasang Wajah Ahok pada Iklan di LED)

Namun, Ahok telah menginstruksikan KPAP DKI Jakarta untuk menurunkan sosialisasi tersebut. (Baca: Iklan Sosialisasi Penanggulangan HIV/AIDS Diturunkan)

Jokowi juga marah...

Tak hanya Ahok, Joko Widodo atau Jokowi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta juga pernah marah karena fotonya terpasang di papan reklame maupun spanduk.

Suatu hari, Jokowi pernah menemukan suatu SKPD DKI memajang foto dirinya di spanduk. Dia langsung memarahi pihak terkait.

"Pernah saya marahi sebuah dinas karena pasang foto saya. Setelah itu, iklannya langsung diturunkan," kata Jokowi pada pertengahan tahun 2013.

Sama seperti Ahok, Jokowi juga merasa tidak pantas jika wajahnya yang dijadikan daya tarik pariwisata.

"Masak pasang wajah kita di bandara, padahal yang dipromosikan itu pariwisatanya," kata Jokowi ketika itu.

Hanya saja, instruksi Jokowi ini tampaknya kurang diperhatikan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DKI. Instansi tersebut menjadikan Jokowi sebagai bintang iklannya. Jokowi ditampilkan untuk menyosialisasikan pentingnya menjaga arsip daerah dari bencana banjir maupun kebakaran.

Saat itu, BPAD DKI dipimpin oleh Anas Effendi yang kini menjadi Wali Kota Jakarta Barat.

"Makanya, kami meminta tolong Pak Gubernur Jokowi untuk menyosialisasikan kepada masyarakat terkait pentingnya arsip ini," kata Anas saat itu.

Jokowi pun langsung menginstruksikan BPAD DKI mencabut iklan tersebut.

Saat ini, sosialisasi yang ditayangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kebanyakan berupa tulisan, gambar, ataupun gambar bergerak. Tak ada lagi wajah kepala daerah dan pimpinan SKPD terkait yang muncul dalam iklan sosialisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com