JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai permukiman yang terlalu padat tidak baik bagi kesehatan warga. Hal itulah yang melatarbelakangi Pemprov DKI Jakarta gencar merelokasi warga permukiman padat ke rumah susun.
Ahok, sapaan Basuki kemudian mencontohkan penularan penyakit tuberkulosis (TBC) yang ia sebut paling mudah terjadi di permukiman padat. Menurut Ahok, saat ini jumlah kasus TBC di Indonesia mencapai 10 persen dari kasus TBC di seluruh dunia.
"Dan kita Jakarta nomor dua TBC. Satu orang bisa nularin 10 orang lebih dengan cepat. Kalau tinggal di kawasan kumuh ini rawan kena TBC. Enggak ada matahari masuk," kata dia di Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Utara, Rabu (30/3/2016).
Salah satu permukiman padat yang akan ditertibkan dalam waktu dekat adalah permukiman warga di Luar Batang, Sunda Kelapa, Jakarta Utara. Penertiban rencananya akan dilakukan pada pertengahan April 2016.
Selain bertujuan untuk memberi penghidupan yang lebih baik, Ahok menyatakan penertiban permukiman warga di Luar Batang adalah untuk mengembalikan keindahan masjid yang ada di lokasi tersebut.
"Masjid Luar Batang akan enak karena dia punya halaman yang luas, lebih baik," ujar Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.