Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ahok Tak Mau Libatkan Swasta dalam Penerapan ERP?

Kompas.com - 04/04/2016, 16:12 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama melontarkan wacana agar Pemerintah Provinsi DKI mengelola sendiri jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP), tanpa melibatkan pihak swasta. 

Alasannya, agar Pemprov DKI lebih fleksibel dalam menaikturunkan tarif.

"Silakan kita beli alat supaya bisa ngatur-ngatur. Kalau kita terikat sama swasta harga sekian, mau enggak mereka turunin harganya? Enggak mau, dong," kata Basuki atau Ahok di Balai Kota, Senin (4/4/2016). (Baca: Ahok Minta Dishub DKI Beli Teknologi dan Kelola Sendiri ERP.)

Menurut dia, penerapan ERP berbeda dengan jalan tol. Pengenaan tarif pada ERP lebih bertujuan agar pengguna kendaraan menghindar dan tidak lewat di jalan itu. Hal itu tentu berbeda dengan prinsip jalan tol.

"Kalau swasta, dia hitungannya mau untung, mencapai target, pusing kita. Kalau kita yang atur lebih enak. Itu gunanya ERP, bukan cari uang. Kalau tol kan cari uang," ujar Ahok.

"Kalau ERP (diberikan) ke swasta, cari uang juga dong nanti. Maunya cepat untung, untung gede. Itu yang kita hindari," kata Ahok.

Jika nantinya ERP bisa diterapkan, Ahok ingin harga bisa dinaikturunkan kapan saja tergantung situasi. Misal, tarif akan mencapai Rp 100.000 sekali lewat jika volume kendaraan padat. Namun, tarif bisa turun minimal Rp 30.000 jika volume kendaraan sedikit.

"Intinya kita atur volume kendaraan. Sudah dapat pola hari apa, jam berapa yang sibuk. Atau jalan ini terlalu kosong, orang pada menghindar karena ada ERP, kita akan turunkan. Itu gunanya kalau kita yang kendalikan," kata Ahok. (Baca: Kenapa ERP Tak Kunjung Diterapkan, Ini Penjelasan Ahok.)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com