Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah "Lady" Go-Jek Kehilangan Kaki Kiri Setelah Ditabrak Pengemudi Panther

Kompas.com - 08/04/2016, 11:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wiwin Harsani (39), warga Jalan Panca Warga I RT 04/05, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur, terkulai lemah di Ruang Melati A Rumah Sakit Husada, Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada Rabu (6/4/2016).

Wanita yang sehari-harinya bekerja sebagai pengemudi Go-Jek itu tengah menjalani perawatan setelah diamputasi.

Ketika Warta Kota menyambangi di tempat menjalani perawatan, lady Go-Jek itu terlihat menangis. Beberapa bekas luka memar pada bagian wajah dan leher masih terlihat jelas.

Kondisi ibu dari Putri Diah Arini (20) ini secara umum sudah membaik. Dia mengaku sudah merasa lebih nyaman, apalagi selalu ditemani oleh beberapa rekan Go-Jek dari berbagai wilayah. Bahkan, beberapa orang yang datang menjenguknya belum dikenal sama sekali.

Oleh karena itu, meski harus kehilangan satu kakinya, Wiwin berusaha tetap semangat sekaligus berusaha melupakan kecelakaan yang menyebabkan kehilangan kaki kirinya.

"Saya enggak mau pikirin lagi apa-apa yang sudah kejadian, Mas. Saya sudah bertekad untuk semangat. Karena bukan cuma saya, melainkan keluarga juga yang ikut ngerasain bebannya," katanya.

Dia sangat bersyukur memiliki teman-teman sesama pengemudi Go-Jek yang memiliki rasa solidaritas tinggi.

"Yang bikin saya bersemangat itu karena teman-teman Go-Jek semua datang jenguk saya setiap hari. Mereka juga kumpulin dana untuk saya juga," ungkapnya.

Naas

Ketika ditanya bagaimana kronologi kecelakaan yang dialaminya, istri dari almarhum Bagus Fitonoadji itu menceritakannya. Awalnya, saat itu, dia sedang mengantar seorang penumpang di wilayah Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (28/4/2016) lalu.

Pada awalnya, order keempat yang didapatkannya pada Sabtu sore itu berjalan mulus, perjalanan dari wilayah Gajah Mada, Jakarta Pusat, menuju Blok M, Jakarta Selatan, berlangsung lancar.

Setiap kelokan, lampu merah hingga proyek pembangunan mass rapid transit (MRT), yang mulai dari Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan Sisingamangaraja, dilewati Wiwin dengan lancar. Namun, saat melintas di depan Sekolah Al-Azhar, sebuah mobil Panther berkecepatan tinggi menabraknya dengan keras.

Seketika, Wiwin terjerembap ke aspal dengan posisi sepeda motor matic tetap ditungganginya. Dia sempat terseret sejauh 15 meter dari titik tabrakan.

Mobil berwarna silver gelap itu baru berhenti saat petugas kepolisian yang tengah bertugas di simpang Al-Azhar memberhentikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com