Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Membuat Ahok Terjun ke Panggung Politik

Kompas.com - 17/04/2016, 12:31 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghadiri acara penyerahan kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada 1.200 pengemudi Go-Jek di Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan, Jalan Gatot Subroto, Minggu (17/4/2016).

Ahok, sapaan Basuki, menyampaikan alasannya mau menghadiri acara itu. Dia mengatakan, jaminan pekerja semacam itu merupakan cita-cita dia sejak dulu, bahkan sebelum masuk ke dunia politik.

"Saya hadir ke sini terus terang karena ini cita-cita saya. Saya bisa masuk politik karena masalah ini sebetulnya," ujar Ahok.

Ahok mengaku tidak bisa membantu banyak orang dengan uangnya sendiri saat dia masih menjadi pengusaha. Saat dia menjadi bupati, dia membaca mengenai rencana aplikasi BPJS pada tahun 2009. Dia pun mencoba memperjuangkan undang-undang tentang sistem jaminan sosial ketika dia menjadi anggota DPR RI.

Hingga kini, BPJS Ketenagakerjaan dan juga BPJS Kesehatan sudah diterapkan di Indonesia. Dulu, saat memperjuangkan program ini, Ahok mengalami kesulitan untuk membujuk buruh-buruh.

Ahok sampai harus turun langsung ke serikat-serikat buruh untuk menjelaskan manfaat program itu. Sebab, dulu ada anggapan yang beredar bahwa program BPJS merupakan produk asing yang sedang membodohi warga Jakarta.

"Tetapi, sebenarnya ini gotong royong. Sikap paling dasar rakyat Jakarta adalah gotong royong sebetulnya," ujar Ahok. (Baca: "Driver" Go-Jek Kini Miliki Jaminan Keselamatan Kerja dari BPJS Ketenagakerjaan)

Ahok pun berpesan kepada ribuan driver Go-Jek untuk tidak menjadikan iuran BPJS Ketenagakerjaan sebagai beban, tetapi sebagai upaya gotong royong untuk membantu seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, mereka juga jadi punya jaminan keamanan jika mengalami kecelakaan di jalan.

"Saya cuma takut kalau pengemudi Go-Jek anggap ini jadi beban. Saya takut. Tetapi, kalau saudara Go-Jek anggap ini bagian gotong royong bangsa kita, kita akan sukacita untuk taat bayar tiap bulannya," ujar dia.

Pengemudi Go-Jek akan membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp 16.800 setiap bulannya. Jika mereka mengalami kecelakaan, mereka akan diobati sampai sembuh di Rumah Sakit Mayapada atau Rumah Sakit Siloam. Jika meninggal akibat kecelakaan itu, keluarga driver akan mendapatkan 48 kali gaji driver yang meninggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com