Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Duka Kehidupan Baru Warga Pasar Ikan di Rusun Rawa Bebek

Kompas.com - 20/04/2016, 07:48 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehidupan sebagian warga Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, yang direlokasi dari lahan penggusuran telah berubah. Dari kehidupan di permukiman padat Pasar Ikan, kini mereka direlokasi ke rumah susun Rawa Bebek di Cakung, Jakarta Timur.

Dengan dalih penertiban di lahan negara, Pemprov DKI Jakarta berusaha memindahkan warga setempat ke tempat tinggal yang lebih layak. Bukan bangunan semi permanen lagi yang jadi tempat warga berteduh, melainkan gedung menyerupai apartemen.

Rusun Rawa Bebek yang semula dikhususkan bagi warga yang belum berkeluarg. Tapi kini rusun itu menjadi tempat tinggal warga Pasar Ikan.

Sebab, pemerintah merencanakan untuk memindahkan warga Pasar Ikan lagi, ke rusun model keluarga yang sedang dibangun di sebelah rusun yang ditempati saat ini.

Rusun model keluarga itu diperkirakan rampung akhir tahun ini. Rusun Rawa Bebek, adalah rusun baru tipe 24, dengan ruang utama tanpa sekat, dua kamar mandi dan tanpa dapur.

Pengelola memutuskan menjadikan lokasi tempat jemuran sebagai dapur. Rusun lima tingkat itu dilengkapi lift dan tangga untuk menunjang aktivitas warga.

"Nyaman sih nyaman, tapi listriknya kemahalan," kata Titing (56) warga Pasar Ikan yang kini tinggal di Blok F, lantai 2 Rusun Rawa Bebek, kepada Kompas.com, Selasa (19/4/2016).

Titing mengatakan, dalam satu pekan ia harua mengeluarkan biaya listrik sekitar Rp 25.000. Padahal di Pasar Ikan, ia cukup bayar Rp 50.000 sebulan.

Ia mengaku telah berhemat menggunakan listrik bahkan sampai mengurangi waktu menonton televisi. Titing menuturkan, beberapa tetangganya harus membayar biaya listrik lebih besar darinya.

"Dia ada mesin cuci, akhirnya nyucinya sekarang pakai tangan, tapi pinggang jadi sakit. Kita minta tolong sampaikan sama Pak Ahok, cuma listrik saja kemahalan, kalau bisa dimurahin," pinta Titing.

Tantangan lainnya, Titing harus menyambung rezeki dengan berjualan di rusun. Ia hanya mengucap syukur saat ditanya bagaimana dengan hasil dagangnya tersebut. Pengelola memang memfasilitasi sejumlah warga yang direlokasi untuk membuka usaha kecil-kecilan di rusun itu.

Lain halnya dengan Titing, Oca (55), warga Pasar Ikan di lantai 1 Blok F rusun itu masih belum mau berjualan. Ia mengaku cukup terkejut dengan kondisi berdagang di rusun dibanding dengan di Pasar Ikan.

"Saya kaget, lihat yang jualan ini masih pada sepi. Jadi barang-barang dagangan saya masih saya simpan di atas kamar belum saya turunin," ujar Oca.

Wanita yang biasa dagang makanan dan minuman matang di Pasar Ikan itu nampak khawatir kalau berdagang di rusun bakal sepi pembeli. Sebab, banyak warga yang memilih masak sendiri.

Selain itu, ia khawatir karena dagangan yang dijual cukup seragam.

Halaman:


Terkini Lainnya

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com