Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Candaan, Undur Diri, dan Kualitas Relasi di DKI

Kompas.com - 27/04/2016, 19:58 WIB

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghormati keputusan Rustam Effendi, Wali Kota Jakarta Utara, mundur dari jabatannya. Basuki menyatakan tidak bisa menahan keputusan Rustam. Dia menilai Rustam berkinerja baik meski ada sejumlah ketidakcocokan dengannya.

"Kami apresiasi sikapnya. Barangkali merasa tidak cocok, saya pikir tidak masalah. Saya tidak bisa menahannya. Menurut saya bukan karena candaan kemarin, tetapi ada prinsip yang beda," kata Basuki di Balai Kota Jakarta, Selasa (26/4).

Rustam mengajukan permohonan mundur dari jabatannya, Senin (25/4/2016) sore, melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Kepala BKD DKI Agus Suradika menyatakan, pihaknya menunggu disposisi gubernur untuk penunjukan pelaksana tugas (plt) Wali Kota Jakarta Utara, lalu meminta pertimbangan DPRD sebelum dilantik gubernur.

Rustam hanya mundur dari jabatan dan tetap berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS) DKI Jakarta pasca pengunduran diri itu. Mengacu sebelumnya, sejumlah pejabat eselon II biasa ditempatkan di Badan Diklat DKI Jakarta pasca lepas jabatan.

Pada Selasa siang, Basuki menyampaikan, Wakil Wali Kota Jakarta Utara saat ini, yakni Wahyu Haryadi, akan menjabat Plt Wali Kota Jakarta Utara. Wahyu akan menjalankan tugas hingga terpilih wali kota definitif yang prosesnya diperkirakan setidaknya dua pekan.

Pengunduran diri Rustam bermula dari rapat koordinasi pengendalian banjir di Balai Kota Jakarta, Jumat pekan lalu. Dalam rapat itu, Basuki menyindir Rustam yang dinilai salah menganalisis penyebab timbulnya genangan di Pademangan, Jakarta Utara. Rustam berpendapat genangan muncul karena pengaruh rob, berdasarkan info yang ia terima dari anggota staf.

Akan tetapi, Basuki menganggap genangan timbul karena distribusi air yang tak merata ke saluran lain. Setengah berkelakar, Basuki menyindir Rustam yang dianggap tidak sejalan soal penggusuran, seperti ketika pengosongan Kalijodo dan Pasar Ikan beberapa waktu lalu.

"Semua tahu itu bercanda, tetapi saya kira panjang (pemicunya), bukan hanya candaan kemarin," kata Basuki.

Saat ditemui, Selasa kemarin, Rustam menuturkan, kinerja yang dianggap tidak maksimal membuat dia memutuskan mundur dari jabatannya.

"Saya ingin mengakhiri kisruh yang terjadi belakangan ini. Kalau bawahan dinilai kurang baik oleh atasan, menurut saya lebih baik mundur saja. Saya juga tegaskan, tidak pernah berpolitik karena saya sadar saya pegawai," tutur Rustam.

Rustam mengelak jika dianggap tidak mau menyelesaikan penertiban di wilayahnya. "Lagian kami baru saja menyelesaikan sejumlah penertiban, terakhir Pasar Ikan. Itu pun masih ada masalah karena ada warga yang menolak pindah," katanya.

Rustam menjabat sebagai wali kota selama 1 tahun 3 bulan dan akan pensiun tahun 2018.

Sejumlah wilayah yang telah ditertibkan adalah Kali Pakin di Pluit, Kali Karang, Kalijodo, Kolong Tol Sedyatmo dan, terakhir, Pasar Ikan, Penjaringan. Dalam penertiban terakhir ini, Rustam tidak aktif terlibat. Dia hanya datang saat hari penertiban berlangsung.

Rustam mengungkapkan, ada beberapa hal yang dia pelajari saat penertiban dilakukan. Sosialisasi, kepastian tempat relokasi, dan pendampingan harus dilakukan. Sebab, memindahkan orang itu ada caranya, tak bisa tergesa.

Direktur Advokasi dan Monitoring Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Ronald Rofiandri menuturkan, pada dasarnya ada aturan khusus di Jakarta membuat wali kota adalah kepanjangan tangan dari gubernur.

"Meski jarang terjadi, hal ini (pengunduran diri) bukan sebuah anomali. Apalagi melihat pola interaksi Gubernur DKI yang memegang penuh kendali. Jika merasa tidak mampu dan tidak nyaman, mundur merupakan sebuah pilihan," kata Ronald.

Akan tetapi, tambah Ronald, pola interaksi dan komunikasi pejabat di lingkungan Provinsi DKI Jakarta memang perlu diperbaiki. Kualitas relasi ikut menentukan produktivitas layanan ke masyarakat.

(JAL/MKN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 April 2016, di halaman 28 dengan judul "Candaan, Undur Diri, dan Kualitas Relasi di DKI".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembangunan Tahap Tiga Rumah Subsidi di Villa Kencana Cikarang Berlangsung Selama Tiga Bulan

Pembangunan Tahap Tiga Rumah Subsidi di Villa Kencana Cikarang Berlangsung Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Sempat Diperbolehkan Pulang dari RS, tapi Kembali Drop

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Sempat Diperbolehkan Pulang dari RS, tapi Kembali Drop

Megapolitan
Marketing Villa Kencana Cikarang Sebut Kualitas Rumah Subsidi Tak Bisa Disamakan dengan Komersial

Marketing Villa Kencana Cikarang Sebut Kualitas Rumah Subsidi Tak Bisa Disamakan dengan Komersial

Megapolitan
Tolak Tapera, Buruh Curiga Iuran Pekerja untuk Biayai Program Makan Siang Gratis dan IKN

Tolak Tapera, Buruh Curiga Iuran Pekerja untuk Biayai Program Makan Siang Gratis dan IKN

Megapolitan
2 Pria Curi Kabel PLN di Tambora, Beraksi Usai Amati Pekerjaan Petugas 'Maintenance'

2 Pria Curi Kabel PLN di Tambora, Beraksi Usai Amati Pekerjaan Petugas "Maintenance"

Megapolitan
Diguyur Hujan, Massa Aksi Tolak Tapera Tetap Bertahan di Depan Patung Kuda

Diguyur Hujan, Massa Aksi Tolak Tapera Tetap Bertahan di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Warga Desak Pengelola Rusunawa Marunda Segera Lapor Polisi Soal Kasus Penjarahan Aset

Warga Desak Pengelola Rusunawa Marunda Segera Lapor Polisi Soal Kasus Penjarahan Aset

Megapolitan
Polisi Bakal Buru 'Influencer' yang Promosikan Situs Judi Online

Polisi Bakal Buru "Influencer" yang Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kekesalan 'Driver' Ojol di Depok, Tendang Motor hingga Bikin Pecah Kaca Rumah Konsumen karena Sulit Temukan Alamat

Kekesalan "Driver" Ojol di Depok, Tendang Motor hingga Bikin Pecah Kaca Rumah Konsumen karena Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram Akan Dilibatkan untuk Berantas Judi Online di Bogor, Diminta Buat Konten yang Informatif

Selebgram Akan Dilibatkan untuk Berantas Judi Online di Bogor, Diminta Buat Konten yang Informatif

Megapolitan
Marketing Akui Ada Pemilik yang Jual Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Tak Kuat Bayar Angsuran

Marketing Akui Ada Pemilik yang Jual Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Tak Kuat Bayar Angsuran

Megapolitan
Ketua Panitia Konser Lentera Festival Mengaku Kabur ke Lebak untuk Menenangkan Diri

Ketua Panitia Konser Lentera Festival Mengaku Kabur ke Lebak untuk Menenangkan Diri

Megapolitan
Pasangan Imam-Ririn Sudah Kantongi SK DPP PKS untuk Maju Pilkada Depok 2024

Pasangan Imam-Ririn Sudah Kantongi SK DPP PKS untuk Maju Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Gelapkan Uang Tiket Konser Lentera Festival Tangerang, Ketua Panitia Jadi Tersangka

Gelapkan Uang Tiket Konser Lentera Festival Tangerang, Ketua Panitia Jadi Tersangka

Megapolitan
Aliansi Buruh dan Masyarakat Unjuk Rasa Tolak Tapera di Depan Patung Kuda

Aliansi Buruh dan Masyarakat Unjuk Rasa Tolak Tapera di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com