Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanusi Tertangkap, Tak Pantas DPRD DKI Kunjungan Kerja ke Luar Negeri

Kompas.com - 29/04/2016, 11:10 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Komite Pemantau Legislatif Indonesia, Syamsuddin Alimsyah, menyoroti kunjungan kerja (kunker) anggota DPRD DKI Jakarta ke tiga negara; Jepang Tiongkok, dan Korea Selatan.

Menurut dia, kegiatan ini tidak pantas dilakukan setelah adanya dugaan kasus suap reklamasi Teluk Jakarta yang menyeret Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi.

"Seharusnya DPRD segera berbenah, bahu membahu memperbaiki manajemen internal mereka, termasuk mendesain program-program yang lebih membuat simpati publik atau konstituennya," kata Syamsuddin melalui keterangan tertulisnya, Jumat (29/4/2016).

Syamsuddin mengatakan, kegiatan kunker ke luar negeri berdampak pada pemborosan anggaran. Selain itu, dia juga menyoroti alasan DPRD yang menyebut kunker merupakan kegiatan yang sudah diagendakan tiap tahunnya.

Saat ini, lanjut dia, terdapat puluhan program DPRD DKI Jakarta yang bersentuhan langsung dengan kepentingan publik, namun terabaikan hingga kini.

"Seperti janji pembahasan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaran Pendidikan dan Perda Kesehatan yang direncanakan dalam Prolegda tahun 2015, yang sampai sekarang tidak disentuh."

"Kemudian pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang ternyata belum selesai dibahas," kata Syamsuddin.

Pembahasan LKPJ Gubernur, lanjut dia, merupakan hal yang penting untuk mengetahui capaian kinerja Pemprov DKI Jakarta.

Terlebih, Rencana Pembangunan Jangkah Menengah (RPJMD) 2017 juga belum selesai dibahas. Seharusnya, lanjut dia, DPRD bisa mengkritisi penyebabnya. Sehingga, ia meminta DPRD DKI lebih fokus memaksimalkan waktu yang tersedia untuk membahas dan cepat memberi rekomendasi percepatan capaian RPJMD.

"Bukan malah plesiran keluar negeri. Jangan sampai pemerintahan sekarang gagal dalam pencapaian RPJMD nya," kata Syamsuddin.

Adapun DPRD DKI Jakarta telah melakukan kunjungan kerja keluar negeri sejak 25 sampai 29 April 2016. Sebanyak 13 anggota DPRD dibagi ke tiga negara Asia, yakni Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan. Kunjungan dalam rangka melaksanakan program Sister City.

Kompas TV DPRD DKI Stop Pembahasan Raperda Reklamasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com