Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Paparkan Visi dan Misi di Hadapan Presiden PKS

Kompas.com - 27/06/2016, 19:20 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, Senin (27/6/2016) siang, bertemu dengan Dewan Perwakilan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk memaparkan visi dan misinya.

Sandiaga menghadap Presiden PKS Sohibul Iman selama lebih kurang dua jam untuk menyampaikan perkembangan usahanya dalam melakukan sosialisasi terkait Pilkada DKI Jakarta 2017.

Ketua DPP PKS Al Muzzammil Yusuf menyebut Sandiaga sebagai salah satu bakal calon dengan rekam jejak yang mumpuni.

PKS selama ini mengikuti keseriusan Sandiaga dalam melakukan sosialisasi ke publik. (Baca juga: Ini Solusi untuk Memperbaiki Ekonomi di Jakarta dari Sandiaga Uno)

"Saya kira kepemimpinan itu kan bukan saja administratif tetapi bagaimana menyelesaikan masalah masyarakat di bawah ya. Soal lapangan kerja, soal sembako segala macam. Itu kan ruang pengusaha. Kan di situ peran beliau kalau masuk di pemerintahan," kata Yusuf.

Sandiaga yang merupakan kader Gerindra itu masih menunggu namanya dipertimbangkan oleh Ketua Umum Prabowo Subianto.

Selain Sandiaga, Gerindra mempertimbangkan nama mantan Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin; dan pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra.

Baik Gerindra maupun PKS tidak bisa mengusung calon sendiri karena perolehan kursinya di DPRD DKI Jakarta tidak memenuhi syarat.

Terkait kemungkinan koalisi kedua partai ini, Yusuf mengatakan bahwa selama ini PKS telah berdialog dengan semua partai di DKI Jakarta, terutama partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP).

Selain Sandiaga, PKS juga mempertimbangkan Yusril, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta. 

(Baca juga: Sandiaga Uno: Apa Saya Mampu Menandingi Gubernur yang Dikenal Tidak Ada Salahnya?)

Mengenai kader PKS, M Idrus, Yusuf menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan memaksakan figur internal.

"Ya kami pengin gubernur dan wakil gubernur harus saling melengkapi. Bukan satu tipe. Nanti tidak optimal untuk publik kita," ujar Yusuf.

Kompas TV Solusi Sandiaga untuk Masalah di DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Megapolitan
Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Megapolitan
Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Megapolitan
Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Megapolitan
PPDB 'Online' Diklaim Efektif Cegah Adanya 'Siswa Titipan'

PPDB "Online" Diklaim Efektif Cegah Adanya "Siswa Titipan"

Megapolitan
Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Identifikasi Provokator Pembakar Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Polisi Identifikasi Provokator Pembakar Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Megapolitan
Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Megapolitan
Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Megapolitan
Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Megapolitan
Aksi Teatrikal Demo Tolak Tapera Aliansi BEM Bogor, Tampilkan Karikatur Jokowi dan Tabur Bunga

Aksi Teatrikal Demo Tolak Tapera Aliansi BEM Bogor, Tampilkan Karikatur Jokowi dan Tabur Bunga

Megapolitan
Aksi Dina Ukur Jarak Rumah ke SMA Depok Pakai Meteran, Terpaut 120 Meter tapi Anaknya Tak Lolos PPDB

Aksi Dina Ukur Jarak Rumah ke SMA Depok Pakai Meteran, Terpaut 120 Meter tapi Anaknya Tak Lolos PPDB

Megapolitan
PPDB Jalur Zonasi, Ketua Posko Wilayah 2 Jaksel: Calon Siswa Minimal Harus Tinggal 1 Tahun

PPDB Jalur Zonasi, Ketua Posko Wilayah 2 Jaksel: Calon Siswa Minimal Harus Tinggal 1 Tahun

Megapolitan
Nakes RSUD Koja Demo karena Gaji ke-13 Dipotong

Nakes RSUD Koja Demo karena Gaji ke-13 Dipotong

Megapolitan
Siasat Preman yang Getok Tarif Parkir ke Bus Wisata: Buntuti dan Adang Bus, lalu Larang Parkir di Stasiun Gambir

Siasat Preman yang Getok Tarif Parkir ke Bus Wisata: Buntuti dan Adang Bus, lalu Larang Parkir di Stasiun Gambir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com