Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Warga Bukit Duri Menanti Direlokasi ke Rusun

Kompas.com - 15/08/2016, 13:01 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah 42 keluarga yang tinggal di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, pindah ke Rusun Rawa Bebek pada Minggu, (14/8/2016), kini puluhan warga lainnya juga menanti dipindahkan.

(Baca juga: Sudah 42 KK Warga Bukit Duri Pindah ke Rusun Rawa Bebek)

Tini, warga RT 10 RW 12 Bukit Duri, mengatakan bahwa beberapa tetangganya sudah memindahkan barang ke unit rusun.

Ia pun sedang menanti pengundian kunci tahap berikutnya agar bisa pindah segera.

"Kemarin kan sebagian sudah, saya lagi nunggu lagi kapan pengundian kunci, kemarin belum masuk soalnya KK (kartu keluarga) saya," kata Tini ditemui di rumahnya, Senin (15/8/2016).

Seorang warga lainnya, Sulaiman, mengatakan bahwa ia belum pindah karena tidak terburu-buru.

Ia mengaku sejak awal aktif mengikuti rapat sosialisasi mengenai relokasi warga Bukit Duri ini.

Sulaiman juga mengatakan, tidak ada penolakan dari warga terkait rencana pemindahan.

"Saya enggak takut nggak kebagian, pasti dapat. Cuma ya enggak buru-buru, nanti saja belakangan," ujar dia.

Pindahan ini akan dilakukan bertahap selama beberapa pekan ke depan dan difasilitasi sepenuhnya oleh Pemprov DKI Jakarta.

Pantauan Kompas.com, hari ini belum terlihat lagi aktivitas perpindahan warga RW 10, 11, dam 12 Bukit Duri.

Kawasan tersebut akan ditertibkan untuk pembangunan proyek normalisasi Kali Ciliwung.

Sebagian besar warga yang pindah berasal dari RT 10 RW 12. Sementara itu, warga RT 6, 7, 8 RW 12 belum mau dipindahkan.

Tampak kertas berisi tulisan mengenai gugatan class action yang mereka ajukan terkait proyek normalisasi Ciliwung ini ditempel di tembok-tembok rumah.

Terlihat pula kertas pengumuman yang menyebut warga RT 06 RW 12 tidak ada yang pindah ke Rusun Rawa Bebek.

(Baca juga: Satpol PP Pakai Pendekatan Persuasif untuk Relokasi Warga Bukit Duri)

Saat dimintai keterangan Kompas.com, warga dari 4 RT yang menola penertiban itu enggan berkomentar.

Mereka hanya menegaskan bahwa tidak ada warganya di RT itu yang pindah karena gugatan class action mereka diterima majelis hakim dalam persidangan. "Enggak berani ngomong nanti salah," kata mereka menolak berkomentar.

Kompas TV Warga Bukit Duri Tolak Normalisasi Ciliwung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tim Kuasa Hukum Keluarga Vina Akan Dampingi Linda Saat Diperiksa Polda Jabar

Tim Kuasa Hukum Keluarga Vina Akan Dampingi Linda Saat Diperiksa Polda Jabar

Megapolitan
3 ASN Ternate Beli Narkoba Rp 300.000 dari Seorang Perempuan

3 ASN Ternate Beli Narkoba Rp 300.000 dari Seorang Perempuan

Megapolitan
Komnas HAM Dorong Keluarga Vina Cirebon Dapat 'Trauma Healing'

Komnas HAM Dorong Keluarga Vina Cirebon Dapat "Trauma Healing"

Megapolitan
Transjakarta Tambah Layanan Rute Stasiun Klender-Pulogadung via JIEP

Transjakarta Tambah Layanan Rute Stasiun Klender-Pulogadung via JIEP

Megapolitan
Anggota Komisi I DPR Ungkap Ada Pihak yang Mau Media Bisa Dikontrol

Anggota Komisi I DPR Ungkap Ada Pihak yang Mau Media Bisa Dikontrol

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba yang Dipakai Tiga ASN Ternate

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba yang Dipakai Tiga ASN Ternate

Megapolitan
Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali, Seorang Pria di Jakpus Jadi Tersangka

Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali, Seorang Pria di Jakpus Jadi Tersangka

Megapolitan
Tegaskan Tak Ada Bisnis Jual-Beli Kursi Sekolah, Disdik DKI: Tidak Ada 'Orang Dalam'

Tegaskan Tak Ada Bisnis Jual-Beli Kursi Sekolah, Disdik DKI: Tidak Ada "Orang Dalam"

Megapolitan
Warung Penjual Petasan di Rawamangun Terbakar, Diduga akibat Gas Bocor

Warung Penjual Petasan di Rawamangun Terbakar, Diduga akibat Gas Bocor

Megapolitan
Ahok Ditawari PDI-P Maju Pilkada Sumut ketimbang Jakarta, Pengamat: Kemungkinan karena Pernah Kalah di Pilkada DKI 2017

Ahok Ditawari PDI-P Maju Pilkada Sumut ketimbang Jakarta, Pengamat: Kemungkinan karena Pernah Kalah di Pilkada DKI 2017

Megapolitan
Mobil Terbakar di Parkiran Kampus Trisakti, Api Menyambar ke Gedung

Mobil Terbakar di Parkiran Kampus Trisakti, Api Menyambar ke Gedung

Megapolitan
PPDB SMA Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

PPDB SMA Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

Megapolitan
Demo Tolak Revisi UU Penyiaran, AJI Tegaskan Jurnalisme Investigatif Tak Berdampak Buruk

Demo Tolak Revisi UU Penyiaran, AJI Tegaskan Jurnalisme Investigatif Tak Berdampak Buruk

Megapolitan
Pemprov DKI Ingatkan ASN Jaga Komitmen Antikorupsi

Pemprov DKI Ingatkan ASN Jaga Komitmen Antikorupsi

Megapolitan
Ditawari PDI-P Jadi Calon Gubernur Sumatera Utara, Ahok Dijauhkan dari Pilkada Jakarta?

Ditawari PDI-P Jadi Calon Gubernur Sumatera Utara, Ahok Dijauhkan dari Pilkada Jakarta?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com