Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindikat Perdagangan Manusia Palsukan Identitas Korbannya Berkali-kali

Kompas.com - 16/08/2016, 18:11 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -
Belasan orang yang tergabung dalam sindikat perdagangan manusia memalsukan identitas korbannya setiap tiba di tempat baru. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Agus Andrianto saat membawa belasan perempuan korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (16/8/2016).

"Modus operandi tersangka, mereka memanipulasi data korban saat berangkat dari NTT sampai ke Jawa Timur maupun ke Sumatera Utara. Mereka pakai KTP palsu semua. Setelah sampai di Tanjung Balai, mereka mengubah KTP lagi, membuat proses dokumen keimigrasian yang juga dipalsukan," kata Agus, kepada Kompas.com.

Menurut Agus, pihaknya masih mendalami cara kerja komplotan perdagangan manusia ini. Polisi juga masih mencari tahu hubungan jaringan perdagangan manusia ini dengan sindikat pemalsu identitas yang bisa jadi merupakan kelompok yang berbeda.

Dari pengungkapan sementara, ada 14 orang tersangka yang telah diamankan oleh polisi. Adapun korban yang berhasil diselamatkan sampai saat ini sebanyak 16 orang perempuan.

( Baca: 16 Wanita Korban "Human Trafficking" Tiba di Bandara Soekarno-Hatta )

Meski begitu, Agus memperkirakan, jumlah tersangka masih bisa bertambah. Sama halnya dengan jumlah korban, diyakini masih ada yang lain karena salah satu tersangka mengaku bisa mengumpulkan sepuluh korban dalam waktu sepekan.

Dari tempat asalnya, para korban dijanjikan berangkat ke Malaysia sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI). Mereka juga diiming-imingi bayaran mulai dari Rp 3-4 juta sebagai upah sebulan bekerja di sana.

Agus belum menjelaskan lebih lanjut sejak kapan sindikat ini beroperasi. Pihaknya akan memberikan informasi lengkap saat konferensi pers di Bareskrim Polri.

Pengungkapan TPPO ini bermula dari adanya kasus penjualan organ tubuh yang menjadi atensi dari Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, belum lama ini. Dari kasus tersebut, Kapolri memerintahkan penyidik untuk mendalaminya hingga terungkap salah satu jaringan perdagangan manusia dengan korban yang baru dipulangkan ini.

Para korban akan dibawa ke rumah aman milik Kementerian Sosial di Jakarta Timur untuk menjalani proses pemulihan. Dari pemeriksaan sementara, ke-16 korban diketahui berasal dari Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Tanjung Balai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com