Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Ahli yang Dihadirkan Jessica Ditolak Hakim, Sidang Dilanjutkan Besok Pagi

Kompas.com - 21/09/2016, 21:45 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, yaitu Yudi Wibowo Sukinto, mengajukan lagi ahli forensik digital, Rismon Hasiholan Sianipar, untuk bersaksi dalam sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2016). Jessica menjadi terdakwa dalam kasus itu.

Rismon ingin dihadirkan untuk melengkapi kesaksiannya yang dianggap kuasa hukum belum rampung pada sidang sebelumnya, yaitu pada Kamis (15/9/2016) lalu.

Saat mengetahui hal tersebut, jaksa penuntut umum langsung mengajukan keberatan. Alasannya, bagian Rismon untuk bersaksi sudah selesai pekan lalu.

"Yang Mulia, kami keberatan kalau saksi yang sudah bersaksi kemarin dihadirkan lagi. Nanti akan ada keterangan-keterangan yang sama," kata salah satu penuntut umum, Sandhy Handika, di hadapan majelis hakim.

Yudi beranggapan, kehadiran Rismon penting karena masih ada kesaksian yang dinilai belum diungkapkan dalam persidangan sebelumnya.

Majelis hakim berembuk beberapa menit, kemudian bersepakat untuk tidak menghadirkan lagi Rismon.

"Dikhawatirkan ada pengulangan, jadi majelis sepakat ahli tidak memberikan keterangan lagi. Silakan, kalau ada saksi lain yang mau dihadirkan," kata Ketua Majelis Hakim Kisworo kepada kuasa hukum Jessica.

Kuasa hukum sempat meminta sidang diskors 20 menit untuk mengupayakan hadirnya saksi ahli selain Rismon. Sampai skors dicabut, mereka tidak memiliki saksi lagi untuk dihadirkan, sehingga sidang dinyatakan ditunda dan dilanjutkan Kamis pagi besok pukul 09.00 WIB.

"Rencananya, mau ada tiga sampai empat saksi yang mau kami hadirkan besok," ujar Yudi.

Persidangan hari ini hanya menghadirkan satu saksi, yakni ahli farmakologi dan toksikologi forensik asal Australia, dokter Michael Robertson.

Dalam kesaksiannya, Robertson menilai Mirna tidak meninggal akibat sianida karena tidak ada sianida dalam jumlah yang signifikan dalam organ tubuhnya.

Kompas TV Pengacara Jessica: Tapi Ahli Ini kan Jujur Banget
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com