Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paguyuban Pengusaha Perikanan Muara Baru Tak Tahu Praktik Sewa-Menyewa Lahan oleh Anggotanya

Kompas.com - 12/10/2016, 20:18 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Paguyuban Perikanan Muara Baru, Tacmid Widiasto mengatakan, dirinya tidak mengetahui adanya pelaku usaha di Muara Baru yang melakukan kegiatan sewa-menyewa lahan di Pelabuhan Muara Baru. Tacmid menyampaikan hal itu Rabu (12/10/2016).

Perum Perikanan Indonesia (Perindo) sebelumnya menyampaikan, ada sejumlah pelaku usaha yang menyewa banyak lahan di Pelabuhan Muara Baru dan menyewakannya kembali ke pelaku usaha lain dengan harga sewa yang lebih mahal.

"Masa saya bisa tahu sih itu tanahnya siapa, kenapa ini nggak dibangun, mana saya tahu. Logikanya gitu, jangan nanti dibilang saya tidak tahu, memang benar saya tidak tahu. Itu bukan tupoksi saya," kata Tacmid saat dihubungi Kompas.com.

Tacmid meminta agar Perum Perindo membuka kepada publik nama perusahaan yang menyewakan lahan seperti yang disebut Perum Perindo itu.

Terkait aksi mogok kerja yang dilakukan para pelaku usaha, Tacmid menilai hal itu merupakan bentuk solidaritas sekaligus aksi protes terhadap Perum Perindo yang enggan melakukan musyawarah dengan para pelaku usaha.

Aksi itu juga untuk menarik perhatian pemerintah pusat terhadap kejadian yang terjadi di Muara Baru. Menurut Tacmid, kebijakan menaikkan sewa lahan bukanlah sesuatu yang bijaksana apalagi tanpa mempertimbangkan pendapat pelaku usaha di kawasan itu.

Tacmid berharap agar pemerintah pusat segera melakukan dialog dengan pelaku usaha di Muara Baru agar konflik tersebut mereda.

Terhentinya kegiatan operasional pabrik dan kapal nelayan di Pelabuhan Muara Baru, berdampak pada stok ikan di Muara Baru yang semakin menurun.

"Pasti (berpengaruh), karena Pelabuhan Muara Baru kan salah satu pusat perikanan. Kalau misalnya cold storage tutup, pabriknya tutup, nggak ada bongkar muat ikan. Dampaknya jelas besar," kata Tacmid.

Sejumlah pelaku usaha di Pelabuhan Muara Baru mogok kerja sejak Senin lalu. Mereka protes terhadap kebijakan Perum Perindo yang menaikkan biaya sewa lahan di Muara Baru. Rencananya, mogok kerja akan dilakukan selama satu pekan hingga satu bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com