JAKARTA, KOMPAS.com — SA (22), pelaku penyerangan polisi di depan Sekolah Yupentek, Kawasan Pendidikan Cikokol, Tangerang, memiliki dua kakak kandung yang berprofesi sebagai polisi.
Namun, SA memilih tinggal sendiri, tak tinggal dengan kedua kakaknya itu.
"Sudah lama tinggal sendiri, pisah dari dua kakaknya itu," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Martinus Sitompul di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Kedua kakaknya tersebut juga jarang berkomunikasi dengan SA. Terlebih lagi, kata Martinus, kakak SA menilai adiknya suka menyendiri.
"Mereka tidak tahu aktivitas adiknya saat ini. Memang senang dengan komputer, browsing, itu yang diketahui," kata Martinus.
(Baca: Penusuk Kapolsek di Tangerang Dikenal Tertutup)
Kedua kakak SA sudah dimintai keterangan oleh petugas kepolisian. Namun, bukan untuk berita acara pemeriksaan, melainkan untuk mengonfirmasi hubungan kekerabatan.
Menurut pengakuan kedua kakaknya, baru belakangan ini SA terkesan menjauhkan diri dari keluarga. Dia jarang berkomunikasi dengan keluarga.
Kakak pertama SA merupakan anggota Reserse Narkoba, sementara kakak keduanya bertugas di Direktorat Lalu Lintas. Keduanya bertugas di Polres Metro Tangerang.
Berdasarkan foto yang menampakkan SIM serta KTP SA, dia beralamat di Asrama Polri, Jalan KS Tubun, Karawaci, Tangerang.
Namun, sejak memisahkan diri dari kakaknya, SA tinggal di Kecamatan Spatan, Kabupaten Tangerang.
Peristiwa penyerangan anggota polisi itu bermula saat SA menempelkan stiker yang mirip dengan lambang kelompok ISIS.
Polisi meminta stiker itu dilepas, tetapi pelaku malah menyerang polisi dengan golok.
Anggota polisi yang diserang pertama adalah Kanit Dalmas Polres Metro Tangerang Inspektur Satu Bambang Haryadi dan anggota Satuan Lalu Lintas Polsek Tangerang Brigadir Kepala Sukardi.
(Baca: Boy Rafli: Bom di Tangerang Bisa Bikin Perut Bolong)
Kapolsek Tangerang Kompol Effendi yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian berusaha menangkap SA.
Namun, SA justru menyerang dan menusuk Effendi. SA dilumpuhkan dengan tembakan di kaki dan perut.
Ia langsung dibawa ke RSUD Tangerang dan dipindahkan ke RS Polri Kramatjati. Namun, dalam perjalanan ke RS Polri, ia meninggal karena kehabisan darah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.