JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Kerukunan Umat Beragama meminta warga Jakarta untuk menjaga situasi agar tetap rukun dan damai menjelang Pilkada DKI 2017 ini. Menurut dia, pelaksaan pilkada merupakan peristiwa politik yang rutin sehingga tidak perlu menggunakan isu yang memecah belah warga.
"Momen politik ini kan rutin ya, tiap 5 tahun, tidak usah gunakan hal-hal tidak baik dalam politik terutama isu SARA untuk merendahkan, meremehkan, dan menghina sesama warga bangsa," ujar Ketua FKUB Ahmad Syafi'i Mufid di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (2/11/2016).
FKUB pun membuat lima imbauan terkait Pilkada DKI 2017. Pertama, FKUB prihatin atas adanya silang pendapat dengan menggunakan isu-isu SARA baik untuk menolak maupun mendukung cagub dan cawagub DKI.
Kedua, FKUB meminta agar penggunaan isu SARA dalam kampanye untuk dihindari. Hal ini hanya akan menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Ketiga, FKUB juga meminta cagub dan cawagub DKI ikut mengajak pendukungnya untuk menjaga suasana Jakarta.
Keempat, FKUB mengimbau kepada warga untuk tenang dalam beraktivitas dan tidak larut dalam suasana politik pilkada yang memanas.
Kelima, FKUB mengimbau seluruh cagub dan cawagub DKI mengedepankan sikap kenegarawanan serta menjaga seluruh pendukung-pendukungnya agar mematuhi hukum. (Baca: "Menggunakan SARA untuk Tujuan Politik adalah Cara Primitif")
Terkait demo yang akan digelar 4 November, Syafi'i mengatakan sebenarnya kasus penistaan agama sudah diproses secara hukum.
"Kita minta saja jangan sampai demo itu melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia," ujar Syafi'i.