Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Banjir Baru Bisa Surut kalau Dua Minggu Enggak Ada Hujan"

Kompas.com - 15/11/2016, 16:01 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -
Salah seorang warga perumahan Total Persada, Bagus, memperkirakan banjir di permukimannya baru bisa benar-benar surut jika selama dua pekan tidak diguyur hujan.

Hal itu diungkapkan Bagus saat berbincang dengan Kompas.com di salah satu tempat pengungsian, GOR Perum Total Persada, Kelurahan Gembor, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Selasa (15/11/2016) sore.

"Dari pengalaman selama ini, banjir itu benar-benar baru bisa surut kalau sampai dua minggu itu enggak ada hujan sama sekali. Bukan cuma itu, tergantung juga ada air kiriman apa enggak," kata Bagus.

(Baca: Perumahan Total Persada Tangerang Langganan Banjir Sejak Tahun 1997)

Banjir di sebagian perumahan Total Persada sudah terjadi sejak Minggu (13/11/2016) sore. Banjir diakibatkan curah hujan yang tinggi dan air kiriman dari wilayah Kota Tangerang yang lain, salah satunya Kali Sabi.

Bagus memperkirakan selama sepekan ini daerahnya masih akan terus terendam banjir.
Ditambah lagi dengan ramalan cuaca yang menyebutkan Jabodetabek dilanda cuaca ekstrem hingga pekan depan.

KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Ratusan warga RW 07 dan 08 Kelurahan Gembor, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, mengungsi di dalam GOR Perum Total Persada, Selasa (15/11/2016). Warga terpaksa meninggalkan rumah karena dilanda banjir sejak Minggu (13/11/2016) sedalam dua meter lebih.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi terjadinya cuaca ekstrem di Jabodetabek yang dipicu labilnya kondisi atmosfer.

Kelabilan atmosfer disebabkan beberapa fenomena, mulai dari daerah pertemuan angin hingga skala atmosfer lokal maupun yang lebih luas.

Cuaca ekstrem yang dimaksud adalah turunnya hujan di sebagian besar wilayah Jabodetabek dengan intensitas sedang hingga deras.

Selain itu, hujan juga akan disertai dengan kilat atau petir serta angin kencang.

(Baca: Camat: 1.000 KK Terdampak Banjir di Tangerang )

Kompas TV Banjir 2 Meter di Tangerang, 800 Orang "Ngungsi"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com