JAKARTA, KOMPAS.com - Nusron (60) duduk terdiam di kursi sambil memandangi bangunan Rusunawa Penjaringan atau biasa disebut Tanah Merah. Ia duduk tepat di depan seberang pintu masuk lokasi rusun.
Nusron dulu ada penghuni rusun empat lantai tersebut. Namun, sejak 30 Juni 2016, ia keluar. Nusron dan ratusan kepala keluarga lainnya diminta pindah karena Pemprov DKI Jakarta berencana membangun ulang rusun tersebut.
Tercatat, ada tiga blok Rusunawa Penjaringan yang kini tak berpenghuni. Tiga blok itu adalah E, F dan G. Masing-masing blok terdapat 128 unit.
Nusron menceritakan sebagian besar warga pindah ke lokasi lain. Namun tak sedikit yang bertahan.
"Saya terpaksa bertahan di lokasi ini karena tak mampu bayar kontrakan," kata Nusron kepada Kompas.com di Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (23/11/2016).
Nusron tinggal di sebuah bedeng yang berdiri di halaman Rusunawa Penjaringan. Ia meminta belas kasihan dari pengelola rusun lantaran tak bisa berpindah ke lokasi lain.
"Saya jelaskan bahwa saya warga eks kebakaran belum beruntung. Sampai sekarang usaha saya begini-begini tak bisa keluar dari sini. Dengan adanya begini, saya mohon begini," kata Nusron.
Selain Nusron, warga lainnya Rodiyah, juga terpaksa menempati bedeng berukuran 3x4 meter persegi di halaman Rusunawa Penjaringan. Ia tinggal di tempat itu lantaran juga bernasib sama dengan Nusron, tak bisa mengontrak.
Rodiyah harus mengeluarkan ratusan ribu rupiah untuk membayar kontrakan. Padahal di Rusunawa Penjaringan, ia hanya mengeluarkan Rp 41.000 per bulan untuk sewa unit rusun.
Satu-satunya sumber penghasilan dari membuka usaha warung kecil. Suami Rodiyah tak lagi kerja karena terseran stroke. Suaminya pun dibawa pulang ke kampung.
"Di sini saya sama lima anak. Tinggal di satu bedeng," katanya.
Lima anak bersama Rodiyah harus berbagi tempat untuk bisa tidur di malam hari. Ia tak tahu lagi harus pergi ke mana semenjak diminta untuk mengosongkan unit rusun yang sudah ditempati sejak 20 tahun lalu.
Nasib serupa juga dialami oleh Roliyah (73). Ia pun harus bertahan di Rusunawa Penjaringan. Bedanya, Roliyah beserta keluarga masih menempati unit rusun. Ia tak lagi punya pilihan karena tak sanggup membayar kontrakan besar.