Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpaksa Bertahan di Bedeng dan Unit Rusun Mangkrak...

Kompas.com - 23/11/2016, 14:50 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nusron (60) duduk terdiam di kursi sambil memandangi bangunan Rusunawa Penjaringan atau biasa disebut Tanah Merah. Ia duduk tepat di depan seberang pintu masuk lokasi rusun.

Nusron dulu ada penghuni rusun empat lantai tersebut. Namun, sejak 30 Juni 2016, ia keluar. Nusron dan ratusan kepala keluarga lainnya diminta pindah karena Pemprov DKI Jakarta berencana membangun ulang rusun tersebut.

Tercatat, ada tiga blok Rusunawa Penjaringan yang kini tak berpenghuni. Tiga blok itu adalah E, F dan G. Masing-masing blok terdapat 128 unit.

Nusron menceritakan sebagian besar warga pindah ke lokasi lain. Namun tak sedikit yang bertahan.

"Saya terpaksa bertahan di lokasi ini karena tak mampu bayar kontrakan," kata Nusron kepada Kompas.com di Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (23/11/2016).

Nusron tinggal di sebuah bedeng yang berdiri di halaman Rusunawa Penjaringan. Ia meminta belas kasihan dari pengelola rusun lantaran tak bisa berpindah ke lokasi lain.

"Saya jelaskan bahwa saya warga eks kebakaran belum beruntung. Sampai sekarang usaha saya begini-begini tak bisa keluar dari sini. Dengan adanya begini, saya mohon begini," kata Nusron.

KOMPAS.com/Kahfi Dirga Cahya Eks penghuni bertahan di unit Rusunawa Penjaringan. Renovasi rusun mangkrak sejak lima bulan lalu.
Nusron sudah menempati Rusunawa Penjaringan sejak tahun 1988. Ia merupakan salah satu warga yang pernah menjadi korban kebakaran di lokasi pembangunan Rusunawa Penjaringan.

Selain Nusron, warga lainnya Rodiyah, juga terpaksa menempati bedeng berukuran 3x4 meter persegi di halaman Rusunawa Penjaringan. Ia tinggal di tempat itu lantaran juga bernasib sama dengan Nusron, tak bisa mengontrak.

Rodiyah harus mengeluarkan ratusan ribu rupiah untuk membayar kontrakan. Padahal di Rusunawa Penjaringan, ia hanya mengeluarkan Rp 41.000 per bulan untuk sewa unit rusun.

Satu-satunya sumber penghasilan dari membuka usaha warung kecil. Suami Rodiyah tak lagi kerja karena terseran stroke. Suaminya pun dibawa pulang ke kampung.

"Di sini saya sama lima anak. Tinggal di satu bedeng," katanya.

Lima anak bersama Rodiyah harus berbagi tempat untuk bisa tidur di malam hari. Ia tak tahu lagi harus pergi ke mana semenjak diminta untuk mengosongkan unit rusun yang sudah ditempati sejak 20 tahun lalu.

Nasib serupa juga dialami oleh Roliyah (73). Ia pun harus bertahan di Rusunawa Penjaringan. Bedanya, Roliyah beserta keluarga masih menempati unit rusun. Ia tak lagi punya pilihan karena tak sanggup membayar kontrakan besar.

KOMPAS.com/Kahfi Dirga Cahya Rusunawa Penjaringan atau Tanah Pasir. Renovasi rusun mangkrak sejak lima bulan lalu.
Roliyah hidup dengan anak dan cucunya yang berjumlah delapan. Roliyah sebenarnya sudah mengontrak rumah di kolong tol. Namun, ia tak bisa menempati itu lantaran penuh dan sesak.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com