Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Pembuka Rp 20 Juta, Sulaman Bergambar Ahok-Djarot Laku Rp 170 Juta

Kompas.com - 10/12/2016, 22:08 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah seorang warga asal Semarang, David menang lelang sebuah cross stitch atau sulaman bergambar Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat seharga Rp 170 juta.

David menang lelang sulaman bergambar Ahok-Djarot itu dalam acara gala dinner yang diselenggarakan relawan Koalisi Pendukung Ahok Untuk Indonesia (Koin Hoki). Sulaman bergambar Ahok-Djarot itu dibuka dengan harga penawaran pertama Rp 20 juta.

Sejumlah orang berani bertaruh saat harga penawaran atas sulaman itu terus dinaikkan. Mulanya, penawaran dibuat dengan kelipatan kenaikan Rp 5 juta. Tapi, karena semakin ramai yang ikut lelang, kenaikannya dilipatkan menjadi Rp 10 juta dan terakhir Rp 20 juta.

Alhasil, David memenangkannya saat penawaran lelang sampai di angka Rp 170 juta. David pun berkesempatan untuk mendapatkan sulaman yang sudah dibingkai dan ditandatangani oleh Ahok. Ia maju bersama keluarga dan berkesempatan bersalaman dan foto bareng dengan Ahok.

David sempat diberikan kesempatan pembaca acara untuk memberikan sambutan. Ada kejadian menggelitik saat itu. Pembaca acara sempat mengira David merupakan warga Jakarta dan menyebutnya sebagai "warga Pak Ahok".

"Saya bukan warga Pak Ahok. Saya warga Semarang. Saya lihat orang pinter banyak, orang jujur banyak, tapi yang seberani Pak Ahok, tidak (banyak)," kata David yang disambut riuh peserta acara gala dinner yang diselenggarakan di sebuah tempat makan di Jalan Batu Ceper, Pecenongan, Jakarta Pusat, Sabtu (10/12/2016) malam itu.

Namun, setelah lelang itu, Ahok sempat berbisik dengan pembaca acara. Ahok tampaknya meminta agar dana dari lelang ini diurus sesuai aturan administrasi KPU DKI. Pembawa acara menjanjikan akan mengurus administrasi agar sesuai aturan KPU.

Tak hanya David yang berani membayar Rp 170 juta. Seorang warga lain tercatat memborong buku tentang Ahok yang disediakan pihak penyelenggara acara Rp 170 juta.

Gala dinner itu sendiri merupakan gala dinner berbayar. Pengunjung dipatok dua harga tarif tiket. Untuk tarif VIP Rp 3 juta dan reguler Rp 2 juta.

Uang yang terkumpul akan diserahkan relawan Koin Hoki ke Tim Pemenangan Ahok-Djarot untuk dana kampanye pasangan nomor pemilihan dua tersebut.

Kompas TV Makan Malam Berbayar Bersama Ahok-Djarot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com