Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU DKI Diminta Perbaiki Format Pelaksanaan Debat Cagub-Cawagub

Kompas.com - 19/01/2017, 19:32 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta diminta memperbaiki format pelaksanaan debat pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada DKI 2017.

Pengamat politik Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Syamsuddin Haris menilai debat pertama yang diselenggarakan pada Jumat (13/1/2017) kurang substantif.

"KPUD kita itu kalau saya bilang sih tidak PD (percaya diri). Mestinya bisa lebih PD untuk melaksanakan debat yang sungguh-sungguh bisa menggali substansi persoalan Jakarta," ujar Haris, Kamis (19/1/2017).

Dia menyampaikan hal tersebut dalam diskusi bertajuk "Dinamika Pilgub Pasca-Debat Kandidat" di Gedung Widya Graha LIPI, Jalan Jendral Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (19/1/2017).

Selain itu, Haris juga menyayangkan karena panelis dalam debat tidak muncul. Padahal, panelis merupakan pihak yang dapat menggali kebijakan-kebijakan yang akan dijalankan pasangan cagub-cawagub jika terpilih. Haris berharap KPU DKI akan menampilkan panelis dalam debat kedua dan ketiga yang akan diselenggarakan nanti.

"Yang namanya debat kandidat memang mesti ada panelis. Sebab bagaimana pun dia bisa menggali apa sih yang dijanjikan paslon, apa bentuk kebijakannya,dari mana sumber dananya, itu harus digali oleh panelis," kata dia.

Hal serupa juga disampaikan sosiolog sekaligus Ketua Yayasan Interseksi Hikmat Budiman. Dia menuturkan, sebaiknya tema debat yang diangkat spesifik dan digali dengan detail. Kedalaman program pasangan cagub-cawagub tidak terlihat dalam debat pertama tersebut.

"Sebaiknya debat itu dibatasi saja, satu debat bahas satu tema, itu yang digali dalam sekali debat. Kita bisa melakukan pendidikan bahwa pasangan calon bisa bergelut sampai detail. Kalau tidak, omong kosong semua," ucap Hikmat dalam kesempatan yang sama. (Baca: Debat Terakhir Pilkada DKI Dinilai Paling Pengaruhi "Undecided Voters")

Hikmat mengatakan, visi-misi pasangan cagub-cawagub juga sebaiknya tidak perlu disampaikan lagi dalam debat. Dengan begitu, penggunaan waktu akan lebih efektif. Pemilih juga bisa memiliki gambaran program-program pasangan calon yang akan mereka pilih.

Sementara itu, Direktur Populi Center Usep S Ahyar mengingatkan, jangan sampai debat dilaksanakan hanya untuk memenuhi kewajiban KPU DKI sebagai penyelenggara pemilu. Debat juta memberikan pendidikan politik bagi masyarakat.

"Ini juga harus terukur, tujuan pendidikan lain, gagasan yang lebih cerdas, pilihan politik, kemampuan calon memimpin Jakarta seperti apa. Itu beban debat seharusnya," tutur Usep. (Baca: Agus-Sylvi dan Anies-Sandi Dinilai Gagal Manfaatkan Momentum Debat)

Menurut Usep, instrumen pendukung dalam pelaksanaan debat harus dikurangi. Salah satunya seperti iklan. Usep menuturkan, seharusnya iklan dalam debat berkaitan dengan debat dan pemilu itu sendiri.

"Iklan yang harus menyesuaikan debat. Pembawa acara, panelis, menyesuaikan debat. Iklan harus dibuat bagaimana iklan ada hubungannya dengan pilkada. Jadi tujuan utama debat jangan dilupakan," kata dia.

Kompas TV Meme Humoris Debat Pilkada DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com