Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Bergaul Terjerat Komplotan Penjahat...

Kompas.com - 25/01/2017, 22:09 WIB

Besarnya pengaruh kelompok pertemanan di kalangan remaja dapat membawa hasil positif, tetapi bisa juga berdampak sangat negatif. Jika terjadi salah pergaulan, geng pertemanan bisa menyeret ke kejahatan.

Akhir-akhir ini sering terjadi aksi kejahatan yang dilakukan oleh geng sepeda motor anak- anak remaja. Bersepeda motor yang awalnya tujuannya menggalang kekompakan untuk bersenang-senang berubah menjadi sarana kejahatan, mulai dari mencuri, membegal, bahkan tak segan membunuh.

Aksi terbaru terjadi Sabtu (21/1) dini hari di Jalan Caman Utara 8, Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat. Tujuh anggota geng sepeda motor Ganex (Gerombolan Anak Nekat) mengambil paksa sepeda motor milik Herdin di tempat kejadian perkara (TKP).

Mereka awalnya hendak menagih utang kepada Herdin. Namun, karena yang bersangkutan tak di tempat, mereka menggasak sepeda motor dan ponsel milik Herdin. Namun, aksi ini diketahui Febry, kerabat Herdin.

Febry pun memanggil warga sekitar untuk menghadang para pelaku yang hendak membawa kabur sepeda motor Herdin. Namun, alih-alih takut, salah satu pelaku malah mencabut celurit dan membacok kepala Abdul Wahab (38), salah satu warga yang ikut menghadang. Abdul akhirnya tewas dan para pelaku kabur.

Aparat Polres Metropolitan Bekasi Kota baru meringkus 6 dari 7 pelaku, Minggu (22/1) siang. Mereka adalah AS alias Robi (21), ET alias Egi (21), VP alias Kono (24), ED alias Denis (20), RR alias Pache (19), dan DA alias Ambon (16).

"Seorang pelaku lain masih kami kejar," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestro Bekasi Kota Ajun Komisaris Besar Dedy Supriadi di Kota Bekasi, Senin (23/1).

Menurut Dedy, geng sepeda motor itu kerap membegal sepeda motor di kawasan Bekasi dan Jakarta Timur. Mereka tak segan membacok korbannya jika melawan.

Salah satu pelaku, Robi, mengakui sudah enam kali membegal sepeda motor sejak November 2016. Setiap kali hasil aksi mereka dijual, dia dapat bagian Rp 250.000. "Uangnya saya pakai buat ke warnet, main game online, dan jajan," kata Robi sambil menunduk.

Dalam kasus lain, dua remaja AG (15) dan NH (17), harus meringkuk di sel tahanan Polres Metro Jakarta Timur setelah terlibat aksi komplotan begal di Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur, 11 Januari.

Kala itu, AG dan NH beraksi dalam komplotan yang dipimpin AQ (20). Mereka merampok ponsel seorang warga yang sedang duduk di pinggir jalan, Iwan Kurniawan (45).

Iwan dibacok berkali-kali oleh NH dan AQ secara bergantian meski ia telah menyerahkan ponselnya kepada NH.

Komplotan beranggotakan delapan orang itu terbongkar setelah AQ tertinggal kawan-kawannya yang kabur. Warga yang mendengar teriakan Iwan langsung mengepung AQ dan menyerahkannya kepada polisi yang kebetulan tengah berpatroli di daerah itu.

Dalam pengakuan AG, mereka berkeliling mencari korban dengan berboncengan sepeda motor beramai-ramai layaknya geng sepeda motor yang suka berkeliling di jalanan Ibu Kota pada malam hari. "Saya yang mencari sasaran," ujar AG saat dimintai keterangan di Polsek Jatinegara, 13 Januari.

Dua anggota lain kawanan itu, RL (19) dan DW (22), dapat diringkus bersama AG, NH, dan AQ. Tiga lainnya masih buron, yakni H, B, dan K.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com